Monday, October 3, 2011

Majlis Selamat Tinggal (Farewell Caremony)



Farewell Caremony
Hai, masih ingat lagi citer pasal waiter tu. Well, itu citer masa aku masih lagi student. Ramai tanya aku tentang Ayu tu, tanya pasal dia janda ker dara, tanya hubungan aku dengan dia. Well, actually macam aku citer dulu, Ayu ni masa aku jumpa tak kahwin lagi, tapi dia memang bukan dara (u know what i mean....!) Well, hubungan kami okay sampailah aku kejer. She's a good partner, actually very good in bed. But finally kita terpaksa berpisah jugak.

So, kali ni aku nak citer pengalaman aku yang terakhir dan terbaru dengan Ayu. Bukanlah baru sangat, peristiwa ni terjadi tahun lepas. Kebetulan aku kena out station kat Utara, so aku pergi jumpa Ayu. Setakat ni itulah kali terakhir aku jumpa dia. Kiranya macam farewell party laa.. sebab Ayu kata dia akan kahwin. Dengan somebody juga. Datuk lagiii..., dah ada dua isteripun, kalau aku mention, orang utara mesti tahu punya.

Peristiwa ni berlaku dalam November tahun lepas. Awal lagi sebelum bertolak aku dah call Ayu cakap aku nak ke sana. Tiga hari meeting aku dah tak sabar-sabar nak jumpa Ayu, teringat ini bakal pertemuan yang terakhir, aku nak bantai sampai lunyai. Terbayang-bayang jer bontot dia yang seksi tu. Aduhaiii...makk...!

Sehabis meeting malam ketiga tu aku terus ke apartment Ayu. Lebih kurang pukul 12.30 dah, meeting agak lewat malam tu. Dari dalam kereta lagi batang aku dah mencanak-canak. Dah dua minggu tak layan bang. Sampai di apartment Ayu, aku menekan loceng dengan penuh debaran, dan perlahan pintu dibuka. Malam tu Ayu cukup simple. Dia cuma memakai jeans dengan kemeja dari kain satin putih yang lembut. Terbayang sesuatu yang menonjol didadanya. Aduhhh...

Sebaik sahaja pintu ditutup, aku terus merangkul tubuh montok itu ke dalam pelukanku. Gelodak yang tidak tertahan-tahan rasanya ingin aku hamburkan di situ jua.

" Zack ...", bisik Ayu perlahan. Wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan mukaku. Hembusan nafasnya yang hangat begitu terasa menerpa daguku. Wajahnya kelihatan sedikit berkeringat, sorotan kedua matanya begitu sejuk dalam pandanganku, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka ... aduhaii… cantiknya!!. Tanpa sedar kudekatkan mukaku kepadanya. ... dan dalam sesaat bibirku telah mengucup lembut bibir Ayu yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan mengasyikan.

"Oooh ....", bisikku perlahan setelah kucupan itu berakhir. Aku memandang Ayu dengan penuh rasa mesra. Aku lihat betapa wajahnya yang cantik kelihatan semakin cantik. Kedua pipinya yang putih bersih kelihatan memerah, kedua matanya yang jernih memandang redup kepadaku, sementara kedua belah bibirnya masih setengah terbuka dan merekah basah menggoda.

Seolah lemas saja tubuhnya yang seksi montok itu berada dalam dakapanku. Wajahnya yang cantik itu memandangku pasrah dan tetap dengan senyum manis bibirnya yang kian menggoda. Kedua pipinya kelihatan semakin memerah menambah kecantikannya. Aku semakin terpesona ...

" Apa yang U nak buat ni Zack ...", bisiknya perlahan, dalam rona malu wajahnya yang dibuat-buat. Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat terasa sedikit gementar. Dan tanpa sedar kedua tanganku telah berada di atas bontotnya yang bulat. Mengkal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik ...

" U tahukan apa yang I nak ...", bisikku perlahan. Ooh ... keempukan kedua buah dadanya yang besar menganjal-anjal di dadaku membuat batangku semakin tegang tak terkira ... Tanpa ku sedar, kuramas kedua belah bontotnya yang terasa padat di sebalik seluar jeans ketatnya.

" Oouuuhhhh ... ", Ayu mengeluh ghairah Dengan pantas aku kembali mengucup bibirnya. Kusedut dan kukulum bibir hangatnya dengan mesra atas dan bawah. Bunyi kucupan kecil terdengar begitu indah ... Kedua tanganku masih mengusap-usap sambil sesekali meramas kedua belah bontotnya yg bulat padat itu. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. Oooh ... terasa begitu nikmatnya. Hembusan lembut nafasnya bersatu dengan hangat nafasku. Kurasakan kedua lengan Ayu telah melingkar di leherku dan tangannya kurasakan mengusap mesra rambut ku.

Batangku terasa semakin besar dan keras didalam seluar. Tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batangku yang menonjol di seluarku itu tersepit dan menempel keras di perut Ayu yang empuk.Kulepaskan hangat bibirku di bibir Ayu. Aaaah ...wajah cantiknya itu kelihatan semakin berkeringat, dan bibirnya yang basah oleh liurku merekah indah. Kedua matanya sedikit redup dan memandangku pasrah. Aku melihat ada sejuta keinginan terpendam dalam matanya itu.

Aku membongkok dan mengangkat tubuh montok Ayu dalam dukunganku. Ayu tertawa manja ketika aku mula mendukung tubuh seksinya itu masuk ke dalam bilik. Lengan kanannya merangkul leherku sementara tangan kirinya mengusap mesra kedua pipi dan wajahku.

Didalam biliknya, kuturunkan tubuh seksi Ayu di atas katilnya.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis, kedua tangannya kini berada di atas kedua belah buah dadanya. Ayu mula mengusap perlahan kedua bulatan bukitnya yang besar dari balik baju kemejanya. Seolah merangsang dan menggodaku.

Aku tak tahan melihat tingkahnya mula membuka kancing kemejaku satu persatu dengan cepat ....kulemparkan bajuku ke tepi, kedua mataku tak lepas dari tubuh Ayu yang semakin menggoda, dengan jemari gementar menahan nafsu aku mula membuka seluarku. Melihat tubuhku yang hampir telanjang, Ayu mendesah halus. Kulihat kedua tangannya meramas semakin kuat buah dadanya yang besar.

Perlahan Ayu kembali bangun dan membuka kemeja dan jeansnya satu persatu. Aku semakin terkejut apabila ternyata Ayu tidak memakai sebarang pakaian dalam pun. Ayu yang mengghairahkan itu kembali ke katil seolah semakin menggodaku untuk turut serta.

Aku semakin tak tertahan melihat tubuh Ayu yg kini berada diatas katil tanpa tertutup sehelai benang pun. Betapa putih tubuh indahnya yang telanjang bulat, mempamerkan semua keindahan dan kemontokan tubuhnya. Ayu tersenyum manis kearahku sambil terlentang. Kedua buah dadanya yang sangat besar terlihat masih begitu mengghairahkan. Kedua puting susunya yang kecil berwarna coklat kemerahan seolah menggodaku untuk segera kujamah. Perutnya masih terlihat ramping dan seksi tanpa lipatan lemak. Aku menelan ludah melihat bagian bawah tubuhnya yang kini ternyata tak memiliki sehelai rambutpun. Rupanya Ayu telah mencukur habis bulu cipapnya.

Dengan pantas kutarik seluar dalamku. Aku sudah tak peduli lagi. Dengan lutut setengah gemetar, perlahan-lahan aku mulai naik ke atas katil Ayu yang sudah menungguku sejak tadi. Dengan rambut setengah terurai di pipi Ayu tersenyum manis memperlihatkan keindahan bibirnya. Matanya seolah meredup dan pasrah. Namun nafasnya terdengar sedikit kurang teratur.

" Ayuuu ...", bisikku penuh nafsu. Kubaringkan tubuhku di sebelah kanan tubuhnya. Kupandang wajahnya yang cantik mempesona, lalu dengan jemari gementar kuelus mesra kedua belah pipinya yang halus. Ayu tersenyum manja padaku.

" Zack ... beri I kenikmatan ...", bisiknya tanpa malu-malu. Sorot matanya terlihat lemah seolah memohon. Aku tersenyum penuh ghairah.

" Aahhhh Ayu ... aku akan memuaskanmu ...", bisikku nakal. Kuperhatikan jemari tangan kirinya kini telah berada diatas kangkangnya mengusap-usap cipapnya yang montok merangsang. Aku tersenyum penuh ghairah, Dan seolah bagai mimpi saja ketika akhirnya dengan gagah aku telah berada di atas Ayu yang telanjang itu dan menindihnya kemas.

"Aaaaahhh .... Oooouuuhh ...." Kami berdua mengeluh nikmat bila kulit tubuh kami saling bersentuhan dalam kemesraan. Batangku yang tegang seakan terkena letrik bila menyentuh bukit cipapnya sangat empuk. Dengan nakal kepala batangku menyelip di antara bibir cipapnya yang rapat. Mmmm ... terasa begitu nikmat saat kulit kepala batangku menggesel daging celah cipapnya ke dalam. Aku rasakan Ayu membuka kedua pahanya luas-luas.(http://ceritalucahku.blogspot.com)

Aku merasakan begitu halus kulit kedua belah pahanya yang langsung mengapit pinggangku lembut.

Sambil mengusap mesra rambut Ayu yang panjang, mulutku dengan kemas kembali mengucup dan mengulum bibir Ayu yang basah dan hangat. Ayu membalas ciumanku di bibirnya. Sesekali lidahnya dijulurkan keluar untuk dengan segera kuhisap dan kukulum mesra. Terasa begitu manis lidah dan bibirnya. Sementara itu kurasakan kedua buah dadanya begitu kenyal dan padat menekan nikmat dadaku, kedua putingnya yang tajam itu mencakar dadaku. Kedua tangan Ayu yang halus mengusap-usap kemas daging punggungku.

Sesekali Ayu meramas batangku dan mengarahkan kepala batangku kemulut liang cipapnya yang terasa licin dan basah. Aku segera menarik punggungku ke atas karana terasa geli nikmat pada batangku yang diramasnya. Aku melepaskan ciumanku pada bibir Ayu.

" Aaaoooohhh ... Ayu... geliii ahhh ...", erangku kenikmatan.

" Uuhh ... U jahat ler Zack ...", bisik Ayu perlahan. Bibirnya yang ranum kemerahan sangat basah dengan air liurku. Kulihat wajah cantiknya basah berpeluh kecil. Lalu dengan cepat, mulutku kembali melumat bibir ranumnya yang basah, ... dan ouuuuuhhhh ... Ayu merintih manja bila bibir dan lidahku mula bermain di telinga kirinya. Sesekali gigiku setengah menggigit membuatkan Ayu menggeliat keenakan.

" Arrrghhhhhhhhhh…..Uuuhhhhgggrrr Zackkk ...", pekiknya halus. Ayu sangat terangsang sekali. Kemudian dengan cepat aku menggeser turun ke bawah. Kurapatkan perutku ke tubuh Ayu, dan mmmm ... terasa perutku menekan bukit cipapnya yang empuk ...

Dari dekat aku dapat betapa indahnya buah dada Ayu, warnanya begitu putih dan bersih. Kedua putingnya yang kecil berwarna coklat kemerahan. Dengan lembut kedua tanganku yang sudah menggenggam kedua buah dadanya bergerak meramas-ramas perlahan...

" ....oouuuhhh………Aaaaaahhhhhhhgggrrrrghhh", Ayu memejamkan kedua matanya dan mulutnya yang basah mengerang keenakan. Aku menunduk dan mulutku mula menghisap dan mengulum buah dadanya yg sebelah kiri perlahan-lahan. Lidahku dengan lembut menjentik putingnya dan sesekali menggigit halus.

" Aawwww ...nngggghhhh ...", Ayu merintih semakin keras. Mulutku mula menghisap putingnya lebih kuat dan ... semakin keras. Lidahku dengan ganas memintal-mintal putingnya dengan ghairah Mmmm ..nikmatnya .... .. berulang kali aku menghisap dan melepaskan hisapanku dengan kuat sampai berbunyi nyaring. Puas dengan hisapan, lidahku yang basah kujalarkan menjilati seluruh permukaan buah dadanya sampai penuh basah oleh air liur. Ayu bergerak semakin liar. Mulutnya berulang kali memekik dan mengerang keenakan menikmati mainan idahku di buah dadanya.

" Aawwww ..nggghhhh .....awwww ...." Tangannya tak tahan menarik-narik rambutku. Mulutku kini berpindah untuk menghisap, mengulum dan menjilat buah dadanya yang sebelah kanan, sementara yang kiri kuramas-ramas dengan lembut. Seperti tadi juga, aku menghisap-hisap buah dada kanannya membuatkan Ayu semakin menggeliat hebat kesedapan.

" Aaawww ..Zackk...hu ..hu.... sudah Zack...nggghhhh ...sudah sayang ...", Aku semakin bergelora.. cukup lama sekali aku mengerjakan dan menyonyot kedua belah buah dadanya yang besar itu. Setelah puas barulah aku dapat melihat kedua buah dadanya yang tadinya begitu putih bersih itu kini sampai basah penuh liur, dan disana sini nampak kemerahan bekas mulutku. Terutama disekitar kedua putingnya yang kini nampak semakin merah saja, kulihat ada sedikit calar merah disitu ... mungkin bekas gigitanku tadi ...

Ayu memandangku sayu, kedua matanya sedikit berair dan merah, bibirnya bergetaran. Wajah cantiknya itu kelihatan sedikit kemerahan.

Aku tersenyum padanya, tiba-tiba kedua tangannya menekan kepalaku ke bawah. Mmmmm ... rupanya Ayu ingin aku menjilat cipapnya. Dengan keras aku menggeser ke bawah ... mmm terasa nikmatnya bila perutku menggeser bukit cipapnya. Lidahku kuhulurkan menjilat permukaan perutnya yang halus dan sejenak sempat kugeletek lubang pusatnya dengan lidah dan bibirku. Dan ketika mukaku sampai diatas kangkangnya .....

Begitu putih dan halus cipapnya sesuai dengan warna kulit tubuhnya. Bau khas cipapnya benar-benar mengkhayalkanku. Aku menarik nafas panjang menghirup nikmat bau cipapnya.

Tiba-tiba tanpa kuduga tangan Ayu menekan kepalaku kebawah, sehingga mukaku terbenam di celah kelangkangannya yang merangsang. Aku julurkan lidah ke bawah sepanjang mungkin menyelip dan menembus bibir cipapnya dan secara perlahan memasuki liang cipapnya yang terasa sempit dan licin. Ayu menggeliat hebat dan mulutnya mengerang panjang kesedapan...punggungnya sesekali digoyangkan lembut ke kiri-kanan dan juga keatas menikmati mainan lidahku.

" Aaaaaagghghhhhh ....uuhhhhhhhhhhhfff ...... ssshhhhhhh ....Aaaarrr ...", pekiknya nikmat. Tangannya semakin menekan kepalaku kebawah, membenamkan mukaku seluruhnya ke bukit cipapnya Kuselitkan kedua tanganku ke bawah bulatan bontotnya yang kenyal dan padat, tanganku mula meramas kemas lalu dengan buas kugoyang-goyangkan mukaku mengusap keseluruh permukaan cipap Ayu yang hangat dan empuk. Lidahku kutelusupkan memasuki liang sempitnya, menggeletek lembut mulut liang merahnya sambil terus menyedut cairan cipapnya.

Ayu menjerit dan mengerang-erang dengan keras, punggungnya menggeliat semakin hebat menahan nikmat. Kuramas dan kucengkam kuat bontotnya yang kenyal agar tidak bergerak terlalu liar.

" Ooouuuuhh ... nnggggnhhhhnnnnggggg ggghhh .....nggghhhh .....", mulut Ayu merintih2 dan mengerang2 menahan geli dan nikmat. Punggungnya digoyang-goyang kiri kanan, sesekali kurasakan kedua pahanya yang kini menyepit kepalaku sambil menekan kuat ke bawah seolah ingin memuntahkan cairan kenikmatan tubuhnya.Lidahku sesekali menelusup masuk ke dalam liang cipapnya sambil mengulum kemas bijinya.

" A..aarrr .... Lagi sayangggghh ...", Ayu berbisik sedikit serak.

Kudongakkan kepala keatas sambil kupandang wajah Ayu yang berkeringat, sekilas, lalu kutundukkan muka ... lidahku dengan liar kembali menjilat biji kenikmatannya, berulang-ulang.

Ayu sampai berulang kali mengeliat ke bawah menghentakkan kedua belah pahanya yg putih seksi, sambil mulutnya memekik kecil dan merintih panjang menahan geli bercampur sejuta kenikmatan.

" Aaahhhh ... nnggnggghhgnggghghhhh ..... ggghghnhghgghhhh ....", rintih Ayu berulang kali.

Ayu mengoyangkan punggungnya menahan rasa nikmat. Saat bibir dan lidahku secara serentak menghisap dan memintal bijinya, tiba-tiba Ayu memekik keras dan akhirnya mendesah panjang ... punggungnya tersentak terangkat ke atas seolah tak kuat menahan rasa nikmat. Kedua pahanya menyepit ketat kepalaku.Tanganku mengusap mesra kedua daging bontot Ayu dan meramas-ramas lembut.

" Aaaagggggghhhhh .....aoooohhhhhhhhhh ...... uuuuuhhhhhhhhhhhghffhhghh...."

Keluh Ayu panjang. Aku tahu dia pasti sedang menuju puncak kenikmatan, aku merasakan kedua belah pahanya yang begitu halus dan padat menekan kepalaku mula bergetar lembut dan meneran semakin kuat ... dan

" Aaaagggggghhhhhhhhhhhhhhhhghh...." cairan kenikmatannya segera tumpah keluar ..aku terus menghisap dan menyedut bijinya semakin kuat, dan sesekali kumainkan dengan hujung lidah. Aku terasa paha Ayu kejang mengepit kepalaku di kelangkangnya hampir beberapa saat.

Dan apabila kekejangan itu kembali reda, Ayu mula mengendurkan pahanya. Aku terus merangkak ke atas dan rebah disamping tubuh bogel Ayu. Kulihat Ayu masih memejamkan kedua matanya seolah sedang menikmati sesuatu…. Perlahan ...kedua matanya terbuka. Wajah cantiknya yang berkeringat kelihatan merah seolah menahan sesuatu.

Aku tersenyum lebar, sambil perlahan mengucup lembut keningnya. Dan dengan perlahan juga Ayu menggulingkan tubuh montok seksinya yang putih mulus ke atas menaiki tubuhku, Kedua pahanya dibuka lebar sementara bukit cipapnya yang empuk terasa empuk menekan batangku yang sudah sangat keras....

UUM Stories

Well... nih citer betul nih. Tak tipoo. Pengalaman ini adalah kenangan manis... as well as basah... dengan bekas awek. Kami kenal antara satu ngan lain semasa kami di pusat matrikulasi sebuah universiti tempatan di utara semenanjung. Kalau tak tau jugak dah bagi hint nih tak taula.

Mula2 tu kita oang biasa-biasa jer, kawan macam oang lain gak. Pegang2 tangan, usap skit2, etc. Aku pendekkan citerla nooo. Kang aku citer abis2 kang ader yang tido lak, tak sempat stim-menyetim.

Satu hari tu kat kedai runcit yang kecil dalam kampus jugakla, aku terlihat bahagian atas dada awek aku nih. Dia pakai blouse longgar giler kaler krim ngan seluar putih yang takla berapa nipis tapi kalau dah mata tuh jahat nak mampus... terkata jugakla nipis. Nampak line panties dia wooo...tak tahan gua. Dia pakai bra hitam yang ada bunga2 tuuu. Saiz dia 36B. Pandai2la koang mengimaginasikannya. Tetiba jer aku stim gila. Bagai nak pecah adik nan satu itu. Macam tak biasa melihat buah dada tanpa seurat benang pun
tapi hari tu aku tak tau kenapa tengok dia punya kot...tak leh nak tahan
langsung!

Di suatu sudut yang agak terpencil, aku beranikan diri untuk merapatkan tubuh aku nih kepadanya. Aku pakai jeans tapi kekerasan adik ku nan satu itu memang terserlah. Menonjol ajer. Then aku rapatkan bahagian tubuh aku yang terletak adik ku nan satu itu ke bahagian punggungnya. Mak aaiiihhhhh! Sedap giler! Dia pun tak melawan, cuma bila ada oang datang kat tempat tu kita oang lari ler kejab. Aku raba lak bontot dia yang pejal tu. Peehhhhhh. Sedap siol! Begitulah pada mulanya awal perlakuan seksual kami. Raba2,
intai2 buah dada dia. Tapi dia tak penah buat kat aku, aku jer yang buat kat dia. Aku tau dia stim giler jugak sebab dia tak melawan!

Okay. Aku citer part lain lak. Minah nih ader keter. Bukan keter dia pun tapi keter parents dia. Aku lagila kokak jer takder transport langsung. Dalam pada ini aku ngan dia nih dah pandaila stim-menyetim tapi lum lagi la buat benda2 lain yang berat2. Hehehehe! Dengan keter dia nih, (yang dia pinjam kejab ngan parents dia) kita oang gi tgk wayang. Dalam perjalanan tu, aku yang telah menjadi berani untuk mengoperasikan tangan aku nih, telah menjalarkan tangan ini ke arah pahanya. Aku gosok2, picit2, cubit2, usap2. Dia yang bawak keter so aku bebasla skit untuk berfoyer2. Aku tanya dia dia stim tak aku buat camtu. Dia kata TAK! HAH! Aku tau dia stim tapi maluuuuuuu! Perlakuan2 yang disebut tadi aku lakukan hanya diluar jeans yang dia pakai. Walaupun diluar namun aku dapat rasa kehangatan pahanya. Aku ada gak gi kat tempat sulit dia, pun kat luar jeans jugak. Aku macam nak terpancut inikan pulak dia!

Dalam panggung aku lagila berani. Memula masuk aku dah ramas2 punggung dia. Dah duduk aku taruk tgn kanan aku kat bahu dia. Then macam biasalah turun perlahan2 ke arah buah dada kanan dia. Aku ramas pelan2 then dengan sedikit kekuatan. Aku carik puting dia. Bila jumpa aku gentel semahunya. Mata dia maintain kat screen wayang tu tapi aku tau dia pun syok macam nak mampus macam aku juga! Bila aku dah puas aku gasaklak tgn aku kat paha dia. Aku buatla macam aku buat kat dia dalam keter tadi. Bila aku dah steam sangat, aku pegang tgn kiri dia then aku letakkan betul2 kat sebelah adik ku nan satu itu.(http://ceritalucahku.blogspot.com)

Memula tu dia macam tak layan jer...tapi bila tgn kanan aku nih menjalar dan mengusap dan menekan dan meramas dan menggosok bahagian farajnya, dia urut... mak aih! Bagai nak rak siol kena buat camtu. Kita oang pun bersuka-sukaan kat dalam tu sampaila abis citer tu.

Tapi keseronokan itu tidak habis begitu sahaja. Dalam perjalanan balik ke kampus, dah malam dah time tu, aku meneruskan perlakuan2 itu dgn persetujuannya. Then aku "terdapat" satu idea (yang semestinya nakal). Aku cium bibir dia. Kelam-kabut terus bawak keter. Then aku angkat kaki tudung dia, aku taruk kat belakang dia. Then t-shirt dia yang ada tiga butang tu cuba aku tanggalkan tapi tak berjaya. Aku tak mengalah. Dada atas dia dah clear, aku pun cium kat situ. Then aku gerakkan tgn kiri aku ke buah dada kanan dia, aku ramas kat luar baju dia. Aku tetiba terfikir, apala bodonya. masukkan jerla dalam baju dia. Bila dah dapat idea best tu aku pun masukkan tgn kiri aku ke dalam bajunya. Aku selak, nampakla bra dia kaler krim berhias kain berbunga. Aku jadik stim nih. Aku ramas buah dada dia. Aku jadik tegang abisss. Bila ramas buah dada dia dgn bra sekali tu biasalah tersengaja bagi kena bahagian daging buah dada dia yang tanpa kain. Lagila stimm. Aku ambil tindakan berani dgn! menolak bra yang menutupi buah dada kanan dia. Waaahhh first time nampak benda tu betul2 depan bijik mata. Pemandangan indah siol! Puting dia kaler coklat gelap (standard laa) and keras semacam mahu meletup
siol! Aku apa lagi terusla menyonyot puting dia tu. Tangan kanan aku lak meramas buah dada kiri dia. Wahhh.. indahnya dunia. Dah macam sepuluh minit aku buat gitu then aku berenti pasal dia dah takleh bawak keter. Tapi aku tak kasik dia buat apa2 dengan bra dan baju dia. Abisla terbuka untuk mata aku menjamunya selama perjalanan balik tu. Tegang ajer aku tengok puting dia. Syok gila!

Sampai kat kampus lak kita oang tak terus balik. Manaleh balik terus. Tak complete lagi ye dak? Kita oang pusing2 satu kampus. Sampai satu tempat yang bolehla dikatakan oang takut nak pegi pasal takut jumpa hantu, kitoang berenti. Bila kereta berenti jer aku terus jer cium dia dengan rakus yang amat! Dia pun dah ready dahh time tu. Aku pun belasahla cium dia sampai mencungap minah tu. then aku terus bukakkan tudung dia... pehhhh...macam nur albania siol! Aku tak sangkala macam tu punya cun. Then aku bukak baju dia, bra dia, jeans dia aku turunkan skit bersama2 dengan panties dia. Aku terus nonyot puting buah dada kanan dia, gigit2 skit, jilat2. Tgn kanan aku ramas buah dada kiri dia, gentel2 puting dia, tarik2, tekan2. Tangan kiri aku lak aku dakapkan faraj dia yang dah banjir melekit2 tuh, gosok2, cubit2, tekan2 bibir faraj dia,jolok2, main2, gentel2, etc. etc. Faraj dia berbulu lebat siol! Tu yang aku tak tahan sangat2 tuh. Dia lak bukak buttons pada jeans aku, keluarkan adikku! nan satu itu dan menggenggam, mengusap, mengurut, menggentel bahagian kepala yang dah keluar satu cairan akibat keasyikan permainan tangannya.

Then aku jumpa biji kelentit dia aku gentella. Pehhh..reaction dia yng aku tak tahan tu. Mengerang2, menjerit2, mintak aku jgn berenti finger-fuck dia. Then tetiba jer dia kepit paha dia, then jus kenikmatan pun keluar dengan banyaknya daripada faraj dia. Aku pun ambil kesempatan menjilat jus itu. Nikmat gila cakap lu!

Pendekkan citer skit, aku buat prosedur tu berulang kali sampai 3 kali lagi dia mencapai puncak syahwat. Tiap2 kali dia cum mesti dia senyum kat aku. Then aku suruh dia duduk kat seat belakang. Tadi tu dia ada kat driver seat. Kat situ sempit takleh nak cunnilingus dia. Itulah tujuan aku suruh dia duk kat seat belakang. Bila dah ada kat seat belakang yang lebih luas maka aku lebih bebas untuk melakukan apa sahaja.

Aku suruh dia baring. Then aku kangkangkan kaki dia. Pehhh! Faraj dia basah gila siol! Aku dah kemaruk sangat dah aku terus hisap jus faraj dia yang melimpah-ruah tu. Mak aaiihhhhh! Aku jilat kelentit dia, mulut dia punya bunyi... fuuuhhhh! Stim giler! Adik ku nan satu tu pun keras nak mampos dah. Aku main2 ngan lidah aku, masuk keluar, gigit bibir faraj dia. Dia ramas2 kepala aku, tarik2 rambut aku pasal kegelian yang teramat nikmat. Pada satu ketika dia tarik tangan aku suruh ramas buah2 dada dia. Frankly la wei... tak dapat nak concentrate mana satu nak bantai, mulut nak, tangan pun nak, adik pun nak jugak! Tak lama lepas tu dia kepit kepala aku. Mesti dia nak cum nih. Tekaan aku betul pasal tetiba jer aku dapat minum jus dia lagi. Gila best siol!

Aku nak jugak pancut macam dia dah rasa beberapa kali. Aku pulak take turn untuk baring. Tak payah aku suruh dia terus jer kolom adik aku. Dia hisap kepala, main2 ngan lidah dia, hisap macam budak makan aiskrim! Gila aku tak tahan. Terror siol dia buat. Takler dia dapat kolom sampai habis tapi cukup ler buat aku tak karuan. Hangat gila terasa mulut dia. Setelah lebih kurang sepuluh minit dia felatio aku, aku rasa macam nak terpancut. Aku tanya dia nak pancut dalam mulut ker kat luar? Dia terus jer nyonyot adik aku. Aku apalagi... terus menabur benih aku dalam mulut dia. Dia telan the first few pancutan, yang lain dia hisap abis. Tak terkata siol nikmatnya meletus dalam mulut perempuan.

Kini tibalah masanya aku menjalankan tanggungjawab aku terhadap adik aku nan satu ini. Aku cakap kat dia this is it. Dia senyum jer sambil mengangkangkan kakinya seluas yang mungkin. Aku nampak jer faraj dia aku dah tak tahan dah. Berlendir2! Menggiurkan! Aku tak tunggu lama, lepas keras jer balik adikku nan satu itu aku terus jer masukkan dalam faraj dia. Kalau dah dara tu dara jugakla. "Sakit" kata dia bila adikku nan satu itu menerjah masuk ke dalam lubang nikmatnya. Terpaksa la aku control skit. Then masukkan pelan2, sambil dengar dia punya reaction. Mula2 aku dengar "sakit bang,
sakit bang". Then tak lama lepas tu dia katalak "sedap sayang, sedapa sayang". HAH! Bila dah sedap tu aku dayungla bagai nak rak. Aku sorong laju, tarik perlahannn...sorong laju, tarik perlahan... songkit2 skit bagi kena kat kelentit dia banyak skit. Dia punya kemut, macam perah susu lembu ko tau... terasa sgt kemutan dia terhadap adikku nan satu itu. Sekejab jer minah tu cum. Aku pun nak cum jug! ak maka aku hentam lagi dengan sedikit kekuatan. Dia pun tolong gak dengan mengemut dgn lebih kuat. Then aku rasa macam nak cum... aku sound dia nak anak ke tidak? Tapi aku sendiri tak sempat dengar jawapan dia dah terpancut dalam faraj dia. So nasibla aku kata dalam hati. Dah abis tu kita oang pun baring, usap2, gentel2 skit2, urut2 etc. etc.

Aku rasalah part yang betul2 best ialah bila aku dapat hisap faraj dia. Jus dia sedap gila wei. Lagi aaa... bila dia hisap adikku nan satu itu. Pehhh...tak der perkataan yang dapat menggambarkan kenikmatannya. Lagi satu part yang best ialah bila dapat pancut dalam faraj dia. Waduhhhh, takleh nak citeer!

Tapi sayang tak lama pas tu dia mintak break. Aku frust jugakla pasal aku sayang kat dia. tak kisahla aku dah dapat apa yang baka pakwe2 dia dan bakal husband dia akan dapat. So sekian sahajalah buat kali ini.

Pak Anjang Thank You

Tengok semua orang cerita pengalaman masing-masing, aku pun ada satu cerita best berdasarkan pengalaman aku sebelum nih. Cerita ni pasal pakcik aku yang sporting. Dia nilah yang mula-mula sekali ajar aku apa tu pantat sebenarnya. Maklumlah, masa tu aku budak-budak, umur pun baru nak masuk 20, kira subur sangat le nak buat adegan ranjang.
Macam biasa, tiap-tiap kali hari raya aku pun balik kampung nak jumpa semua sedara mara. Salah seorang daripadanya Pak Anjang aku. Dia ni kira uncle favorite ler, dah kahwin anak empat pun perangai macam muda remaja, kira setakat tengok cerita blue sorok-sorok dalam bilik tu macam biasa. Yang bestnya, kitaorang pernah melancap sama-sama tengok sapa keluar dulu. Nak buat ceritanya, masa tengah tengok cerita blue masa tu, pakcik aku ajak gi Tioman bercuti. Aku pun punya lah happy, ingatkan cuti-cuti biasaje, so aku pun ikut. Masa tu aku berpeluang naik kapal terbang gi sana.

Maka tak lama lepas tu sampailah aku kat Tioman sorang-sorang, pakcik aku kata dia kena pergi dulu sebab ada meeting. Sampai je sana aku pun disambut kat lobby resort tapi bukan pakcik aku sorang. Alamak, rupanya dia bawak kawan, aku panggil dia Kak Liza. Meleleh wa cakap lu, muka macam Julia Rais cuma kulit je kuning langsat, perhhh tetek besar macam buah betik masak ranum. Masa dia nak salam pakcik aku, terus dia bisik kat telinga aku dia cakap "kalau orang tanya kata I untie anjang,..O.K ! " Aku pun paham ler maksud dia tu.

Siang hari di Tioman meletihkan, so aku pun ikut pakcik aku balik bilik dan terlena sampai ke senja. Celik aje mata korang tahu apa aku dengar? Aku dengar suara Kak Liza macam kena fuck dengan Pak Anjang aku dalam toilet, aku pun apa lagi pergi la tengok kat celah dedaun pintu toilet tu yang separuh tutup, macam tak percaya, inilah pertama kali aku tengok Pak Anjang aku buat doggie ngan pompuan. Kak Liza pulak masa tu macam orang separuh sedar terkangkang di celah celah mangkuk tandas, perhh,..bontot Kak Liza yang bulat lagi gebu tu rasa macam nak ku gigit sekali, pelir Pak Anjang aku sampai tak cukup ruang nak masuk lubang jubur si Kak Liza, ntah apa khidmatnya orang tua tu pakai aku pun confuse. Tapi apakan daya, aku budak mentah, so, aku pun melancap aje lah kat situ. Ada dalam setengah jam,.uncle Anjang pun blow kat dalam mulut Kak Liza tu, aku macam tak percaya, aku ingatkan dalam cerita blue aje ada adegan tu.

Aku ingatkan tak ada orang perasan apa yang aku buat, rupanya Pak Anjang aku dah nampak aku masa mula-mula aku intai dia, aku lupa pintu tu bawahnya ada ruang udara yang boleh menampakkan orang di luar. Aduh, malu rasa nya tak terhingga, Kak Liza punyalah ketawa terbahak-bahak. Lepas tu selamba je Pak Anjang aku pelawa aku buat oral sex ngan Kak Liza, aku pun apa lagi, join the club lah. Kak Liza pun sporting sama, untunglah dia dapat burung muda lagi suci masa tu. Pak anjang pulak masa tu sibuk ler nak menjilat pantat Kak Liza tu, tak sampai sepuluh minit air mani aku pun keluar. Mengghairahkan tak terhingga sampai pada kemuncaknya bila Kak Liza menjilat dicelah-celah kelangkang aku. Aku keletihan dan dapatlah satu pengalaman baru hadiah uncle Anjang masa tu.

Cerita ni tak habis setakat ni saja, esoknya, kami bertiga macam biasa je pergi mandi tepi pantai macam pelancong-pelancong lain yang datang ke situ. Masa tengah mandi tu ntah macam mana terkeluar le satu soalan cepu emas dari Pak Anjang aku, dia tanya,"Malam ni kau nak buat threesome tak ngan uncle?" Kak Liza yang tengah asyik menyelam masa tu tak dengar perbualan kami berdua. Aku pun apa lagi suka le. Malam tu, lepas je makan, kami pun duduk menonton t.v sama-sama, tangan Pak Anjang aku yang pantas tu, tak habis-habis meramas buah dada Kak Liza, aku pun terus naik syahwat tumpang mengorek pantat Kak Liza sedalam-dalamnya. Kak Liza terus menarik kepala aku ke pantatnya dan biasalah, kerja mencuci pun dijalankan. Lepas tu, Pak Anjang menyuruh aku memasukkan batang aku ke mulut Kak Liza sekaligus dengan batang dia sekali.

Terpancut kami berdua dibuatnya dalam keadaan serentak. Lepas tu Pak Anjang aku yang ganas tu terus mengangkat Kak Liza ke atas katil di sebelah sofa dan menyuruh aku memantat Kak Liza. Aku pun buat pertama kalinya dalam sejarah memasukkan pelirku ke dalam pantat Kak Liza..panas rasanya seperti air suam dan kemutannya yang tajam membuat kan aku terasa seperti diurut dari dalam. Pak Anjang pulak waktu tu seperti memberi kata-kata perangsang, 'dalam lagi Shah, dalam lagi,..yeah macam tu la ..."(http://ceritalucahku.blogspot.com)

Seperti yang dijanjikan, Pak Anjang aku pulak menepis pelirku dan menyuruh aku membuat doggie dengan Kak Liza. Bertimpalah kelemasan Kak Liza ditengah-tengah antara aku dan Pak Anjang. Kelainan sungguh terasa sekali dengan cara ni, gerakan dalaman pantat Kak Liza dapat aku rasakan diantara himpitan tu. Sedar tak sedar adalah dalam 45 minit kami meratah tubuh Kak Liza tu sampai lah air mani ku terpancut didalamnya. Tapi Kak Liza dan Pak Anjang ni tak jugak-jugak klimaks, aku biarkan mereka berdua membuat 69 .Lepas tu, akhirnya terpancut le juga air dari pantat Kak Liza tu, macam pistol air.,,kelakar pun ada masa tu.

Begitulah kisahnya cerita aku dengan Pak Anjang aku tu, lepas daripada tu, aku pun pakar dalam hal-hal macam nih. Tiap kali jika ada peluang, Pak Anjang aku takkan lupa mengajak aku sekali. Itulah dia ceritanya, pengalaman yang tak dapat aku lupakan.

Thank you Pak Anjang for everything.

Projek Shikin

Aku sudah lama mengidamkan tubuh Shikin yang ranum. ohh teteknya yang besar kira-kira 36D disampingkan dengan kulitnya yang cerah lagi licin, wajah yang ayu sudah cukup membuatku tegang memikirkannya. Hari ini aku nekad bahawasa Shikin akan menjadi milik aku. Sekolah habis awal hari ini. Special konon sebab ada perjumpaan guru pada miggu hadapan. Baik sugguh peluang. Shikin selalunya balik terus tetapi aku segera meyapanya.

"Shikin bila nak buat homework Matematik tu?", tanya aku.
"ehh aku ingat kau dah power buat bende tu." jawab Shikin
"buat apa kau nak aku tolong pulak?"
"alah aku tak paham sebab masa cikgu tu ajar hari tu aku tak datang, jadi
aku tak boleh buat kerja tu. lagipun homework tu kena hantar esok.
please help me?"
"hmmm... ok bila kau nak buat?"
memandangkan bapa aku sekarang diluar negeri, mak tiri aku tak mungkin balik sehingga pukul tujuh malam, rumah aku petang ini kosong.
"apa kata petang ni pukul satu kat rumah aku?" aku memberi cadangan.
"ok i'll be there" dengan itu perangkap aku telah terpasang.

Shikin tiba tepat pada waktunya. Dia memakai T-shirt merah "tucked in" dalam jeans. Wahh tubuhnya lebih mengiurkan bila dia berpakaian sebegitu.
"masuklah"
"ok.. kat mana nak study ni?"
"kat bilik aku kat atas. pergilah naik dulu aku nak mandi sekejap.
maklumlah baru lepas jogging tadi"
"oh yeke? jogging tengah hari buta?"
"umm..ummm"
"hahahahhaha", Shikin tertawa dan terus meniti anak tangga naik ke bilik aku. Dalam hati aku juga tertawa kerana aku bukan pergi jogging tetapi baru lepas tengok cerita lucah didalam bilik aku. Dengan Sengaja aku tak padam VCR dalam bilik aku dengan harapan agar Shikin tertengok cerita itu. Aku dengan segera memakai tuala dan mula naik dengan senyap ke bilikku cuba mengintip reaksi Shikin melihat cerita lucah.

"oh my god!" Shikin terkejut tetapi dari riak wajahnya aku dapat rasakan dia curious pada aksi-aksi lucah yang terpapar di skrin TV. Aku cuba menahan ketawa. Dia mula melihat sekelilingnya dan lekas menutup rapat pintu bilik. Shikin semakin khusyuk menghayati cerita lucah itu tanpa disedari tangannya mula meliar ke buah dada dan pantatnya. AHA! Shikin dah stim, sikit lagi nanti dia akan menjadi milikku. Aku dengan segera membuka
pintu bilikku dengan hanya memakai tuala sahaja.
"WHAT THE..??!!" aku berpura-pura tercengang.
"ahh..ummm" Shikin cuba menahan malu.
"Kau melancap ye?"
"ehh tak tak aku tengok je", dia mula panik
"ahh kau jangan tipu aku, kalau parents kau tahu ni matilah kau"
"tolonglah jangan bagitau orang. aku...aku...malu"
"baru tau malu tadi tak kisah pun"
"tolonglah Az jangan sebarkan berita ni."(http://ceritalucahku.blogspot.com)
"ahh kau cakap tapi tak ada isi" aku mula dapat idea baru.
"ehh apa pasal camcorder ni tak tutup tadi" aku menyambar camcorder aku
yang aku sembunyikan di belakang gumpalan baju-baju kotor aku.
"APA? kau tape aku sepanjang aku kat sini?"
"aku lupa tutup je. ohh mesti ada footage kau tadi"
"bagi aku tape tu!"
"silap besar"
Shikin cuba mencapai camcorder aku. Aku dengan lekas mengelak dan mencampakkan dia ke atas katil. Aku automatik terus menindih Shikin. kemaluan aku bergesel dengan tubuh shikin.
"apa yang kau nak!" Shikin mula melinangkan air mata.
"kalau kau nak tape tu. aku minta satu favor dari kau"
"cakap je apa saje.. aku buat"
"aku nak kau" suaraku yakin dan garang
"NOOO"
"takde siapa akan tahu kau fuck aku melainkan aku dan kau. Kalau kau tak mau aku boleh sebarkan tape ini" Shikin terisak-isak menangis memikirkan pilihannya. Dia hanya mampu mengangguk layu setuju dengan permintaanku.
"bukak semua baju kau, aku nak tengok body kau tanpa halangan" Dia dengan perlahan menanggalkan T-shirt dan jeans dia hanya meninggalkan coli dan seluar dalam. "aku kata bogel!" sambil aku mengusap konekku yang sekarang telah terpancul kaku menuding siling. 7 inci not bad. Shikin akur. clip coli dibuka lalu mendedahkan teteknya yang ranum, bulat. Putingnya tegang dari aktiviti lancap shikin semasa melihat video tadi. Aku menelan air liur, ghairah melihat tubuh seksi Shikin. Kemudian panties Shikin pula susut dari tubuhnya. Pantatnya bebulu lazat menambahkan keghairahan aku.
"kulum batang aku cepat!"
Shikin perlahan menghayunkan tubuhnya yang telanjang bulat itu kearah aku. teteknya terhayun bersama sambil matanya melihat konekku dengan perasaan malu dan sedih.
"aku tak pernah kulum..."
"just bayangkan macam kau hisap ais krim Malaysia je cepat"
Aku menyuapkan konekku kedalam mulut Shikin. dia terkejut.
"Jangan gigit nanti kau jugak mati tercekik" aku memberi amaran. perlahan-lahan aku mengerakan koteku masuk kedalam mulut shikin sehingga aku dapat merasa anak tekaknya. yeah Deep throat. Aku sengaja biarkan koteku lepak dalam mulutnya kerana aku nak merasai kelembapan mulut shikin. Shikin hampir hilang nafas sebelum aku menarik keluar koteku. aku mula fuck mulut Shikin. keluar masuk berulang kali, perlahan kemudian laju. Shikin dapat mengikuti rythym aku sehingga aku terpancut didalam mulutnya.

Crittt..critt...critt...spurt.. Air mani aku berkumpul dalam mulut Shikin.
"Telan", Shikin menelan tanpa melawan.
"now for the main event", sambil mengusap kote aku sehingga ia tegang semula. Aku menolak Shikin sehingga terbaring di atas katil. Dengan kaki aku , aku mengangkangkan kaki shikin sehingga terbuka luas. tangan ku mula liar meraba tetek shikin sambil menjilat putingnya. Shikin awalnya tidak suka aku membuat begitu tetapi selepas jari jemari aku turun ke pantat meraba dan merasai selaput faraj Shikin riak mukanya berubah kepada keghairahan. Aku memasukan jari aku kedalam pantat Shikin. Sehingga satu tahap kedalaman jari aku terserempak dengan halangan. Ahhh Shikin masih dara!.

"ahh..uhh..Az...aku virgin lagi,...umhh... please don't do this"
Aku tak dapat menahan sabar lagi lalu meletakkan kepala koteku di muara pantat Shikin. "pleaaahhhhse donn't" "sudah terlambat shikin" dengan itu aku memberikan sentapan padu kedalam puki Shikin yang sedia basah dan berair sebagai lubricant memudahkan tugas kote aku masuk untuk merampas daranya.
"AHHHHHHHHHHHHHH!" dara Shikin telah ditebuk. wow sedap gila pantat ni ketat lagi basah. Kote aku seperti disarungi selaput yang licin berotot menggalakkan kote aku bergerak. Tanpa soal bicara semulajadi aku dan Shikin sama-sama ingin menyamakan rhytm kote aku keluar masuk. "fuck..fahhhck..ahhh..ahhh..ahh" Telur zakar aku seakan-akan menampar puki Shikin setiap kali aku melengkapkan aksi keluar masuk koteku. Pap..pap..pap..pap.
"umph yeah Shikin...fuck it baby..FUCK IT"
bibir pantat Shikin menyarung rapi koteku sepanjang kote aku menikmatinya. Juice Shikin digabungkan dengan friction dari kote aku membuat aku dan Shikin ghairah. Slurp...slurp.. "ahhhh..uhhhh.uhmn..uahh" Aku kini dapat merasai air maniku semakin sampai kemuncak. keluar masuk pantat Shikin. teteknya bergetar setiap kali. "OHHH GODDDD!!!!!" airmani terpancut didalam puki Shikin dan pada masa yang sama Shikin
juga mencapai klimaks. tubuhnya bergegar puas. Aku menarik konek aku yang telah kempis dari pantat Shikin yang kini meleleh campuran air mani aku, dara dan lendiran pantat Shikin.
"fuhh sedap gila. kalau kau nak lagi cakap je" kataku puas.
Shikin senyap melihat wajah aku dengan penuh ghairah.
"Hmm nah tape ni and then cepat keluar sebelum mak tiri aku balik" Shikin mengumpul pakaiannya dan menyambar tape dari tangan aku.
"ini rahsia kita Az" "ok" aku senyum.
Dia bergegas keluar dari rumah aku sesudah selesai memakai pakainnya. Aku tertawa terbahak-bahak kerana tape tadi kosong. Aku sebenarnya merakamkan aksi seks kami bukan aksi lancap Shikin. Pasti Shikin akan meminta tape itu pula.

Acting (Berlakon)

Kisah kehidupan baru ku bermula apabila aku dan suami ku telah berpindah ke sebuah taman perumahan separuh mewah iaitu di Taman M. Ini terjadi apabila suami ku telah mendapat kerja tetap di sebuah syarikat swasta dan berhasrat untuk cuba hidup berusaha tanpa bergantung lagi dengan keluarga.

Di taman perumahan itu, kedudukan rumah kami adalah di kawasan yang agak hujung dari deritan blok-blok bangunan perumahan itu. Keadaan sunyi di kawasan perumahan baru ini telah menimbulkan keadaan tenteram kepada kami berdua. Maklumlah berjiran dengan pelbagai bangsa dan budaya terutamanya jiran di sebelah kiri dan kanan rumah kami adalah bangsa Cina yang berada dari yang kami nampak kerana kereta mereka yang serba mewah. Dalam seminggu pun susah kami nak bertegur sapa kerana mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Berbalik kepada diri ku pula, aku seorang wanita melayu yang berumur baru 25 tahun. Tinggi ku lebih kurang 165cm dan berbadan yang agak menarik iaitu potongan badan 36,26,38 yang menjadikan aku menjadi perhatian lelaki yang mempunyai mata-mata yang jalang terhadap badan ku. Namun itu dapat ku tutupi dengan pakaian ku yang sentiasa berbaju kurung dan memakai tudung apabila setiap kali keluar rumah. Namun kami masih lagi merancang belum mahukan anak buat masa itu disebabkan niat kami untuk mengukuhkan kedudukan ekonomi dahulu dan aku telah disyorkan oleh suami ku untuk mengambil jarum suntikan merancang supaya tidak mengandung.

Setelah sebulan tinggal di perumahan tersebut kami telah mula membeli barangan perabot dengan cara ansuran. Begitu juga pelbagai barangan elektrik yang lain seperti tv, peti ais, mesin basuh dan sebagainya. Gaji suami ku masih lagi cukup untuk membayar semua hutang-hutang tersebut. Namun beberapa bulan selepas itu kedudukan ekonomi kami menjadi goyah sedikit disebabkan syarikat tempat kerja suami ku telah mengalami kerugian dan telah membuang beberapa orang pekerja. Nasib baik suami ku tidak tersenarai pembuangan tersebut tetapi cuma diturunkan gajinya. Aku telah menyuarakan hasrat kepada suami ku untuk mencuba nasib dalam jualan langsung iaitu pergi rumah ke rumah dalam kawasan perumahan tersebut. Bahkan waktu kerja suami ku yang pergi pagi dan balik pada waktu malam kerana terpaksa overtime telah memberi ruang kepada ku untuk berniaga mencari duit lebih. Malah tengah hari pun suami ku takkan pulang ke rumah dan hanya berbekal makanan yang ku buatkan padanya setiap pagi.

Pada suatu hari di waktu petang, aku telah mencuba nasib pergi ke blok perumahan sebelah kiri yang terletak agak jauh beberapa blok dari rumah ku. Jam di tangan menunjukkan pukul 5.15 petang. Di dalam hati ku berkata masih ada banyak masa lagi untuk menyambut suami ku pulang yang kebiasaannya balik sekitar jam 10:00 atau 11:00 malam. Di luar pintu pagar rumah yang terletak di hujung sekali itu telah terbuka luas. Ku lihat ada dua buah kereta mewah. Aku pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam pagar untuk memberi salam dengan lebih dekat lagi. Aku sangka rumah ini ada dua keluarga yang tinggal. Pasti mereka akan termakan ayat-ayat pujukan yang telah ku sediakan untuk memujuk mereka membeli barangan yang ku jual sama ada secara tunai atau hutang bulanan. â€Å“Assalammualaikummmâ€, suara lembut ku kedengaran berkumandang di depan pintu rumah itu. â€Å“Waalaikumusalammmâ€, kedengaran suara garau seorang lelaki.(http://ceritalucahku.blogspot.com)

Tidak lama selepas itu ada seorang lelaki yang berbadan tegap tanpa baju cuma berseluar pendek membuka pintu. Aku tersentak sedikit melihat rupanya yang handsome dan bulu dadanya yang agak lebat dan telah menimbulkan keadaan seram sejuk di badan ku. Namun keadaan itu tetap dapat ku elakkan dengan memberikan senyuman yang agak menawan. Lalu lelaki itu pun bertanya kepada ku tujuan ku itu dan menerangkan bahawa dia tinggal bujang di sana. â€Å“Boleh saya masuk sekejap?â€, kata ku seperti mengharapkan sesuatu.

Lelaki itu pun mempelawa aku duduk di kerusi sofa di ruang tamu. Dia memperkenalkan namanya Azman. Aku pun membuka beberapa kataloq barangan dengan tambahan ayat-ayat manis kepadanya untuk memujuk dia membeli. Dia meminta untuk membuatkan aku air minuman walaupun aku membantah. Sebenarnya tekak ku memang kering ketika itu kerana penat dan asyik bercakap dari tadi. Sebelum ke dapur lelaki itu telah singgah ke dalam bilik seperti mengambil sesuatu dan selepas itu barulah dia ke dapur membuatkan aku minuman oren. Rupanya lelaki itu telah membangunkan kawannya yang sedang tidur untuk meminta pil khayal dan menyuruh dia bersedia dengan kamera digitalnya untuk satu projek dan memerintahkannya jangan keluar bilik dulu sehingga dia memanggil.

â€Å“Silalah minum puanâ€, kata Azman mempelawa ku merasa minuman yang dibuatnya. Untuk mengambil hati lelaki itu aku pun minum air oren itu tanpa menyedari bahawa ianya telah dicampur dengan pil khayal tersebut yang akan membawa padah dan permulaan detik hitam kepada diri ku. Dengan beberapa kali teguk saja terus habis segelas dan lelaki itu telah mengisikan lagi segelas air oren yang ada di jag tanpa menunggu lama gelas ku kosong. Lalu aku menyambung lagi promosi barang-barang ku itu. Tangan ku seperti menarik untuk meminum lagi segelas air yang telah dituang itu hingga habis. Mungkin itu adalah kesan dari pil khayal yang dicampurkan di dalam minuman oren tadi.

Aku sempat melihat jam di tangan ku menunjukkan pukul 6:00 petang. Tidak lama kemudian penglihatan ku seperti berbayang-bayang dan gelas yang ku pegang seperti ada dua. Ku lihat Azman seperti mengukir senyuman kepada ku. Tapi rasa kepala ku cukup berat untuk membalas senyumannya. Mula-mula gelas yang ku pegang pun jatuh ke sofa tempat ku duduk. Tangan ku seperti tidak lagi mampu ku angkat. Badan ku terasa berat dan tidak lama selepas itu aku pun jatuh terbaring di sofa separuh sedar. Kedengaran selepas itu suara Azman yang bersuara garau itu memanggil kawannya yang berada di dalam bilik tadi yang telah siap sedia dengan kameranya. â€Å“Razak… Razak… keluarlah cepat. Kita dah dapat mangsa niâ€, Azman bersuara.

Razak telah pun mula merakam keadaan ku yang tengah khayal terbaring di atas sofa sambil tangan ku seperti meronta-ronta memegang tudung kepala ku. Azman tanpa berlengah terus mengucup bibir ku dengan rakusnya sekali. Mulanya aku melawan kucupannya. Tapi lama kelamaan aku pula seperti bertindak membalas kucupan rakusnya itu walaupun hati ku tidak berniat untuk membuat perkara itu. Tangan Azman terus liar meramas buah dada ku yang kental dari luar baju kurung ku. Dari sebelah buah dada ku ke sebelah dada ku habis di ramasnya seperti mencari sesuatu barang yang hilang tenggelam di pasir. Buah dada ku pula seperti disuruh terus saja tegang kerana terangsang dengan sentuhan-sentuhan tersebut. Walaupun hakikatnya aku memang sukakan keadaan sex yang ganas. Tetapi tidak dapat diberikan oleh diri suami ku yang selalu kepenatan bila pulang dari kerja dan kadang kala sampai seminggu langsung tidak memberi nafkah batin kepada ku. Aku pula ketika ini tiada dapat melawan lelaki yang sasa itu dan hanya bertindak menurut saja kemahuannya kerana terlalu hayal dengan minuman yang diberikan tadi. Aku merasakan lebih baik bekerjasama dengan mereka dan mendapat sama kenikmatan daripada melawan mereka yang ternyata aku sendiri pun tidak mampu melawannya.

Razak melarang Azman supaya daripada membuka tudung ku sehingga projek mereka ini selesai. Baju kurung ku terus saja dilucutkan dengan ganasnya dan telah menampakkan ke dua buah gunung ku yang telah mekar indah dengan tegangnya seperti terkeluar pada bra saiz 34a yang ku pakai. Inilah petua rahsia ku agar buah dada ku sentiasa tegang dengan memakai bra yang bersaiz lebih kecil dari buah dada ku yang bersaiz 36 itu. Lelaki sasa itu kemudian menurunkan bra ku ke bawah buah dada ku. Maka ketika itulah terpecahlah rahsia kewanitaan ku yang selama ini ku simpan hanya untuk suami ku saja seorang. Keadaan ini menjadikan buah dada ku menjadi lebih tegang lagi. Seperti bayi kehausan, Azman terus menghisap kedua-dua belah puting buah dada ku dan aku pula merasa kenikmatan yang sungguh sedap yang tidak dapat ku rasakan sebelum ini bersama suami ku.

Aku dapat rasakan badan ku menjadi kejang dan seluar dalam ku mula basah dengan air nikmat hingga aku terjerit kecil menahan kerakusan hisapan dan gigitan di puting susu ku itu. Kemudian Azman telah melucutkan seluar dalam ku. Keindahan puki ku yang tembam dengan bulunya yang agak lebat itu mula semakin menarik nafsu Azman. Si Razak pula tak henti-henti terus merakamkan detik-detik tersebut. Azman tanpa berlengah terus menukar sasarannya ke atas kelentit ku. Dia menggetel-getel kelentit ku itu dengan lembut sekali. Ini menjadikan nafsu ku semakin meningkat lagi. Kemudian Azman terus mengisap kelentit ku dengan manjanya. Sesekali dia mengigit manja, punggung ku pasti akan terangkat menahan kenikmatan tersebut. Dalam separuh sedar itu aku bersuara meminta Azman memasukkan balaknya yang dari tadi sudah tegang memuncak. â€Å“Fuck me please… fuck me now Azman…â€, rayu ku menahan kesedapan.

Azman terus membuka seluar pendeknya yang tanpa berseluar dalam itu. Aku terkejut melihat balaknya yang panjangnya 8 inci dan besarnya 3 inci itu. Kepala balaknya juga merah seperti cendawan tumbuh mekar selepas hujan. Badan ku direbahkan di kerusi sofa itu dan kedua belah kaki ku terkangkang hingga hampir mencecah ke dua buah dada ku yang tegang itu. Azman terus mengeselkan kepala balaknya ke alur bibir puki ku. Dia mula menekan kepala balaknya masuk ke lubang puki ku yang sempit itu. Walaupun puki ku sudah banyak dibasahi oleh air nikmat ku, namun balaknya masih agak sukar untuk menembusi puki ku. Maklumlah masih sempit lagi. Ini kerana balak suami ku yang agak kecil dan cuma 4 inci panjangnya saja berbanding balak Azman. Azman terus mencuba lagi sedikit demi sedikit memasukkan balaknya. Aku rasa puki ku seperti terbuka menerima kehadiran balak yang besar itu.

Azman menarik kembali balaknya yang baru separuh tenggelam di dalam lubang nikmat ku itu. Kemudian dia menyorong kembali balaknya sehingga hampir tenggelam mencecah ke bijinya. Dia mula menggayakan aksi sorong tariknya dengan perlahan-lahan. Mulut ku pula tak henti-henti merenggek bunyi kesedapan setiap kali balak Azman disorong tarik. â€Å“Laju lagi Azman… akak nak terpancut lagi niiii…â€. Azman pun terus melajukan dayungannya hingga aku terpancut lagi buat kali kedua. Saat itu tidak dipersiakan oleh Razak untuk terus merakamkan aksi-aksi kami yang semakin hangat.

Kemudian aku disuruh membuat aksi menonggeng dan Azman membalun puki ku dari belakang. Kemasukkan batangnya yang besar itu ku sambut dengan kemutan puki ku bertalu-talu agar kami lebih merasa kenikmatan yang teramat sangat. Kemutan demi kemutan dan puki ku yang amat ketat itu menjadikan aksi sorong tarik Azman semakin bertambah ganas. Azman seperti tahu kehendak nafsu ku yang berkehendakan persetubuhan secara kasar selama ini. Di dalam hati ku berkata, â€Å“Inilah cara bersetubuh yang keinginkan selama iniâ€. Dan buat kali ketiga aku memancutkan air nikmat ku lagi diiringi oleh hentakkan balak Azman yang padu. Selesai aku terpancut kali ketiga dan air nikmat ku masih lagi menitis-nitis dari lubang puki ku, Azman terus menukar lagi aksi kami. Kali ini dia duduk di sofa dan aku duduk mencangkung di atas balaknya. Dengan segera Azman menarik punggung ku rapat ke balaknya. Aku terjerit kecil menahan tujahan itu.

â€Å“Ahh… ahhh… uhh… aaahh… ahhh…â€. Mulut ku tak henti-henti melafazkan ayat kenikmatan hasil balak Azman yang mengetatkan lubang puki ku itu. Punggung ku terus turun naik turun naik ke atas balak Azman. Kali ini aku pula yang melajukan ayunan punggong ku ketika ku rasakan air nikmat ku hendak terpancut lagi. Sebanyak dua kali lagi puki terpancut dengan aksi begini hinggakan membasahi balak Azman. Titisan-titisan air nikmat ku ini pasti dirakam oleh Razak. Namun tudung dikepala ku masih lagi tidak disuruh tanggalkan oleh Razak. Part beginilah yang dikehendaki olehnya yang mahukan seorang wanita bertudung tengah duduk berdayung dan terpancut nikmat di atas balak lelaki.

Setelah hampir sejam membuat aksi-aksi persetubuhan ini, akhirnya Azman membaringkan semula aku di sofa itu. Kini kaki ku di kangkangkan seluas-luasnya. Balaknya terus ditujah ke dalam puki ku. Ku rasa Azman semakin hampir kepada kemuncak pancutanya. Dinding puki semakin merasa geselan demi geselan dari balaknya itu. Kemutan puki ku juga semakin rancak yang menandakan aku juga hendak terpancut lagi. Tujahan-tujahan keras dan bertenaga dari Azman tidak dapat ku bendung lagi. Razak sempat mengarahkan Azman memancutkan ke muka ku kerana katanya lebih cantik lagi kerana aku masih memakai tudung itu untuk dirakamkan. Dalam beberapa kali sorong tarik yang padu dari balak Azman itu, aku telah terpancut lagi air nikmat ku yang sungguh sedap itu. Dan Azman juga mencabut balaknya dari puki ku lalu ditujukan ke muka ku dan akhirnya lebih sepuluh kali ledakkan air maninya terpancut keseluruh muka ku hingga membasahi separuh tepi tudung dekat muka ku itu. Sehingga habis hingga ke akhir aliran air maninya juga dilapkan dengan menggunakan tudung ku.

Aku berasa sungguh puas persetubuhan ku kali ini walaupun hati ku berasa takut diketahui oleh suami ku keadaan tudung ku yang basah dengan air mani Azman yang banyak tadi. Pening kepala ku pun beransur-ansur hilang kesan aksi-aksi kami itu tadi. Melihat aku yang telah sedar sepenuhnya, si Razak telah menggugut aku dengan pita rakaman yang telah dirakamnya tadi supaya aku merahsiakan perkara ini. Jika tidak dia akan menyebarkan pita rakaman itu seluruh kawasan perumahan tersebut. Aku pun bersetuju kerana takut diketahui perbuatan ku ini oleh suami ku dan kepada kenalan ku di seluruh taman perumahan tersebut. Pasti akan membawa sesuatu bencana kepada diri ku kata ku dalam hati jika tidak memberi kerjasama kepada mereka. Mereka berjanji tidak akan menyebarkan pita tersebut dan akan menyimpannya sebagai koleksi peribadi mereka dan aku pula disuruh berjanji akan terus melayan mereka apabila diperlukan.

Setelah persetujuan dicapai, si Razak menceritakan bahawa dia adalah seorang producer wayang-wayang lucah dan bekerjasama dengan salah satu syarikat wayang lucah di Amerika. Si Azman itu pula adalah salah seorang pelakon lelakinya. Kemudian aku dibawa naik ke tingkat atas rumah tersebut untuk melihat sendiri bilik studio yang baru siap dibina. Ada tiga buah bilik sederhana yang telah dihias indah dan sebuah bilik yang luas dan besar yang masing-masing telah lengkap dengan lampu studio untuk rakaman.

Razak menawarkan aku berlakon di sana dan aku akan mendapat banyak balak yang akan memuaskan nafsu ganas bersetubuh ku itu. Dia juga berjanji akan memberikan aku bayaran yang tinggi iaitu RM10,000.00 bagi sebuah filem yang akan dihasilkan jika menerimanya. Dan filem tersebut hanya akan dipasarkan di Amerika dan Eropah sahaja. Aku menjadi serba salah dibuatnya. Aku perlu memikirkan risikonya jika aku enggan menerima tawaran tersebut. Jika enggan aku takut pita rakaman tadi akan di hebohkan, suami ku pula pasti akan menceraikan ku dan semua jiran perumahan akan memandang serong kepada ku. Tetapi jika aku menerimanya, aku akan dapat wang ganjaran yang lumayan, juga dapat banyak balak yang pasti akan memuaskan puki ku dan gelora nafsu ku yang selama ini ku pendam.

Aku pun akhirnya bersetuju dengan syarat-syarat tersebut dan yang pasti suami ku tidak akan tahu akan hal ini. Kami akhirnya menandatangani satu kontrak perjanjian tersebut bersama-sama tanda persetujuan mutlak. Yang pasti aku diberitahu bahawa imej ku memakai tudung semasa lakonan itu nanti mesti dikekalkan untuk menghasilkan filem-filem lain

Pinjaman

Kadang-kadang sesuatu yang datang tidak dipinta. Lain yang dihajat lain yang dapat. Tetapi kalau kita sudah berhajat, hendaklah berusaha untuk mendapatkannya. Ceritaku kali ini berlaku tidak dirancang, hanya masa dan kesabaran telah mengubah keadaan asal.

Aku bertemu dengan Juli secara tidak sengaja, semasa aku ke sebuah syarikat kewangan di KL. Pada masa itu aku ingin mendapatkan sedikit maklumat berkenaan pinjaman pengubahsuaian rumah yang ditawarkan oleh syarikat tersebut. Aku dilayani oleh seorang wanita yang memperkenalkan namanya sebagai Juli setelah aku duduk menunggu hampir sepuluh minit. Semerbak bau 'Armani'. Dia datang sambil meminta maaf atas kelewatannya.

"Sorry, most of my staffs are busy," jelas Juli.

Juli yang berpakaian baju kurung moden butik, kelihatan begitu manis tambahan pula bajunya menampakkan bentuk badannya yang sedikit berisi tetapi menawan. Begitu bergaya dengan solekan dan rambutnya yang berombak berbelah tepi, tambahan dengan 'cheekbones'. Aku mengagak umurnya dalam lewat 20an ataupun awal 30an.

Walaupun setelah diberitahu oleh Juli yang fasiliti pinjaman pengubahsuaian rumah telah dibekukan buat sementara waktu, aku bertanya pula berkenaan jenis-jenis pinjaman yang lain. Aku cuba memanjangkan perbualan dengan Juli, bertanya seolah aku ini begitu berminat untuk membuat pinjaman sambil aku selangselikan dengan sedikit jenaka, cuba untuk menarik perhatian Juli. Juli pula memang agak 'sporting', begitu baik budi pekertinya dan sentiasa melemparkan senyuman manis semasa menerangkan fasiliti-fasiliti lain yang ditawarkan oleh syarikatnya. Sambil menganggok aku menjeling kecelahan baju Juli, mengintai kalau-kalau dapat melihat celah buah dadanya. Tetapi pandai pulak Juli mengelak bila mataku cuba menjeling.

Agak-agak lebih kurang setengah jam, aku pun meminta diri. "I think I've got everything I want, I've to excuse myself. Terima-kasih daun keladi", aku berkata seraya mengambil borang-borang yang berkaitan dan ingin beredar. Aku hulurkan tangan kananku.

Tiba-tiba Juli berkata,"You ni US graduate ke?"

"Aik, mana you tahu?" aku menjawap kehairanan.

"I tengok cincin kat jari you tu, lawa color dia", Juli berkata sambil matanya menunjuk ke cincin 'graduate' berbatu topaz biru dijari manis tangan kananku.

"You pun graduate US ke, kat mana?" aku bertanya sambil mula duduk kembali.

"UCD, tahun 1990, you mana pulak?" Juli ingin tahu lebih lanjut.

"Somewhere midwest, senior you by 3 years. Tapi I pernah setahun di Aurora. Mmmm.. by the way, I've this appointment at eleven, got to rush. Maybe we could go out for lunch or something, boleh kita sembang lagi" aku berkata, buat-buat sibuk sikit. Saja aku nak jual mahal, nak tengok reaksi Juli.

"Sorry keeping you....., (http://ceritalucahku.blogspot.com) and nice meeting you" Juli senyum.

"No problemo....ni nombor cell I. Call la bila free nanti, we set a date" aku berikan 'business card'ku.

"Bye" Juli menghulurkan tangan.

"Bye and I hope this wouldn't be our last" aku pasang jerat.

Aku menyambut tangan Juli dan senyum. Tangannya lembut, seperti tak pernah membuat kerja-kerja rumah sepanjang hidupnya. Sambil mengenggam tangan kanannya, aku sempat menjeling cincin berlian di jari manis kirinya. "Mungkin cincin kahwin kot" aku berbisik sendiri.

Aku balik ke pejabat. Aku tidak dapat menumpukan perhatian kepada kerjaku. Komputer didepanku seringkali 'hang' semacam ia mempunyai hubungan telepatik dengan otakku, tak dapat berfungsi dengan elok. Fikiran aku asyik melayang teringatkan Juli dan senyumannya. Hidungku masih terbau bau wangiannya.

"Ah, tak mungkin dia akan call aku", bisik hatiku. Aku cuba lupakannya dan terus memaksa diriku menumpukan perhatian ke skrin komputerku.

Memang Juli tak 'call' aku hari itu. Dan bila masa terus berlalu ingatan aku pada Juli pun sudah semakin pudar.

Dua minggu kemudian, ketika aku sedang berkemas untuk pulang ke rumah, 'Nokia'ku berbunyi. Pada skrin tercatit nombor yang tak pernah aku lihat sebelum ini.

"Hello, ini Julilah. Don't tell me you already forget who am I",

"Mana boleh lupa", aku berbohong. "All the sudden, what can I do for you"

"Nothing special, just that I want to tell you about our new loan facility for entrepreneuer like you" Juli memberitahu dalam nada yang lembut.

"Fine, might be we could meet some other place, don't have to be at your office" aku cuba mengajaknya keluar.

"If you're free today, we could meet at PJ Hilton for lunch" Juli mencadangkan.

"Set. See you at twelve" aku 'confirm'kan dengan Juli.

Kami berjumpa tepat pukul 12.00 tengahari di lobby hotel. Kami terus ke restoran dan minta menu. Aku memang tak suka makan 'buffet' pasal kena beratur, lebih baik aku habiskan masa dengan Juli dari berdiri menunggu giliran untuk mengambil makanan.

Juli suruh aku order untuknya. Kami ambil "Chef Special: Chicken Kebab". Masa nak menyebut Chicken Kebab, aku tersasul Chicken Debab. Juli ketawa kecil sambil menutup mulut dengan tangan kirinya. Memang aku tak sengaja, fikiran aku masa itu terliurkan badan Juli yang debab.

Sementara menunggu makanan sampai, Juli menerangkan beberapa fasiliti yang baru ditawarkan oleh syarikatnya. Saya berpura-pura minat kerana buat masa ini memang aku belum ada rancangan nak buat projek baru atau 'expand' skop perniagaanku. Apabila makanan sampai, kami ketepikan soal 'business' dan mula cuba berkenalan lebih rapat lagi. Kami sama-sama makan sambil bercerita kisah-kisah masa 'study' di US dan keseronokan pengalaman disana. Sambil itu, aku cuba selitkan sedikit pengalaman seks aku masa di sana tetapi Juli tak berapa nak 'respon' bila sampai bab itu. Mungkin dia segan atau aku masih belum dapat pecahkan perasaan malunya itu.

Kami terus bersembang hal-hal biasa. Aku tak menyentuh hal peribadinya, takut dia tersinggung.

Selesai makan, kami berjanji berjumpa lagi. Juli berkata yang aku ini pandai mengambil hatinya dan ini membuat dia merasa selesa. Aku hanya mampu tersenyum sahaja bila ada orang puji aku macam ini.

Setelah aku membayar bil, aku temani Juli ke keretanya.

Kami selalu keluar makan tengahari selepas penemuan ini. Dalam seminggu mesti paling kurang sekali kami makan bersama. Sudah tiga bulan aku bersama dengan Juli tetapi aku masih bersikap 'gentleman'. Banyak perkara yang kami punyai persamaan; kami berdua masih meminati lagu Leo Sayer dan Fleetwood Mac, suka movie science fiction, dan suka makan Udon.

Kadang-kadang aku saja nak 'test' Juli dengan sekali-kali aku cuba masukkan cerita seks dalam perbualan kami. Juli mula ada 'respond' dan tersenyum-senyum malu. Semakin lama kami bertemu, aku sudah dapat tahu banyak maklumat berkenaannya....

"Tu cincin wedding ke?" aku cuba cungkil hal peribadinya.

"Mmmm, tapi ni cerita lama", Juli menjawab pendek.

Memang Juli sudahpun berkahwin tetapi bercerai setahun apabila mendapat tahu suaminya lebih sukakan lelaki daripada perempuan. Dia berkahwin semasa di US.

"Cinta monyet! Lagipun masa kat sana mana orang nak bagi nasihat", katanya.
Dalam hatiku, aku berkata "Pasal tu Juli tak ada anak, mungkin laki dia asyik tibai jubur dia je"

Memang Juli memerlukan teman untuk berbual tetapi dia juga perlukan teman untuk melepaskan kehendak seksnya. Aku cuba fikirkan bagaimana aku nak pecahkan malu Juli, nak mengajak Juli berasmara denganku.

Aku teringatkan buku 'Permata yang Hilang'......

Pada hari yang aku rancangkan, aku mengajak Juli keluar untuk 'high tea' di sebuah hotel di Shah Alam. Juli berpakaian 'simple' hari itu, hanya blaus 'beige' dan skirt labuh cotton. Seperti biasa, kami berbual berkenaan hal-hal semasa. Dalam perbualan itu, aku cuba menyelitkan lebih banyak kisah seks. Aku melihat Juli seperti resah.

Selepas makan, aku katakan kepada Juli,"I ada 'book'kan bilik di atas."

"Buat apa bilik tu", Juli berkata sambil tersipu.

"Ala, saja ye. Boleh kita berehat-rehat. Takkan you nak balik dah, baru pukul lima", aku menjawab.

"I ikut ye. I tahu 'gentleman' macam you takkan nak buat apa yang I tak suka", Juli membalas menyindir.

Berdengup kuat jantung aku bila mendengar Juli bercakap macam itu. Agaknya memang Juli nak tetapi malu nak minta. Bak kata orang tua-tua, perempuan itu ada sembilan malu...... dan juga sembilan nafsu.

Apabila kami masuk, Juli duduk di kerusi ditepi tingkap sambil melihat ke luar, mungkin cuba mententeramkan hatinya sendiri. Aku 'on'kan suis radio dipanel, mencari saluran 'evergreen'.

"Macammana aku nak start ni?" aku berkata dalam hati.

Juli bangun dan berkata nak ke bilik air. Aku masih lagi mati akal. Walaupun ini bukan kali pertama aku bermain seks tetapi inilah kelemahanku. 'Macam mana nak mula....'

Juli keluar dari bilik air sambil membetulkan skirt labuhnya. Aku tetapkan hati, aku tarik Juli dan cium bibirnya. Tergaman Juli, tangannya terkulai. Perlahan-lahan aku mengucup mesra dan memusingkan lidahku kedalam mulutnya. Juli mula bergerak, tangannya yang terkulai tadi memelokku. Nafasnya menjadi cepat. Juli membalas kucupanku.....

Tiba-tiba Juli menolakku,"I rasa this is not a good time for this". Aku tergaman sebentar dan melepaskan dakapanku.

"Sorry, it is my fault. I didn't mean anything...", aku meminta maaf.

"No, it's not you. It is just..just...",suara Juli semakin perlahan. Air matanya jatuh menitis, membasahi pipinya yang gebu. "I'm ready for this, I though I was, but..." sambung Juli yang sudahpun duduk dibirai katil.

"Yang, jangan nangis. Tell me about it. I won't do it without your permission", aku cuba memujuk. Aku duduk disebelah kirinya, menarik kepalanya kebahuku. Hatiku memang ikhlas masa itu. Memang aku menyesal kerana memganggap Juli begitu mudah untuk dilakukan sedemikian.

Juli mengenggam tanganku. "Bukan I tak nak tapi....I takut. I takut nanti ada 'commitment'. I don't want to fall in love with anyone, not yet", ujar Juli.

"Same here, but we got to differenciate between love and sex" kataku. "Look at me, Juli. Look into my eyes, tell me honestly."

Dengan mata yang masih dilinangi, Juli memandang tepat kearahku. Makin lama dia merenungku, bibirnya mula terbuka sedikit demi sedikit. Aku rapatkan mukaku, perlahan-lahan aku cantumkan mulutku kemulut Juli. Juli menghulurkan lidahnya. Sambil bibir kami melekat, aku menghisap lidah Juli. Tanganku turun ke bawah dan meraba-raba paha Juli yang berlemak. Juli membiarkan tanganku bergerak bebas, tangannya pula sudah memaut badanku.

Juli semakin berani. Mungkin nafsu sudah mula menguasai perasaan takutnya tadi. Tangannya membuka talipinggangku dan menarik zip seluarku ke bawah. Aku kangkang sedikit kakiku supaya mudah bagi Juli mengeluarkan zakarku dari seluar dalamku. Tanganku mengosok-gosok zakarku yang semakin mengeras. Mulut kami masih bercantum.

Skirtnya juga sudah tertanggal, hanya panties 'cotton' putih yang masih melekat dibadannya. Nampaknya Juli betul-betul tak dapat menahan dirinya.

Juli terus menbaringkan diri kekatil dan mengangkangkan kakinya. Lurah kemaluannya yang temban jelas kelihatan disebalik 'panties'nya. Aku rebahkan badanku dan aku rapatkan kepalaku ke celah kangkangnya. Aku mula mencium 'panties'nya, menjelirkan lidahku dan menjilat dimana bahagian lurah tadi. 'Panties' Juli semakin basah. Perlahan-lahan aku tarik 'panties'nya kebawah, bulu arinya yang teratur digunting dan bibir kemaluannya yang membengkak membuat zakarku mengembang lebih keras lagi. Air maziku mula menjelmakan dihujung lubang zakarku.

"Mmm..., I dah tak tahan ni" rayu Juli. Jarinya mengentel kelintitnya. Aku londehkan seluarku, sekarang aku berbogel dari pinggang ke bawah, begitu juga Juli.

Setelah menyarung komdom, sambil mengenggam pangkal zakarku, perlahan-lahan aku masukkan zakarku kedalam lubang faraj Juli. Walaupun air Juli telah membasahi lubang farajnya tetapi susah juga zakarku nak masuk. Terpaksa aku menolak kuat. Juli mengangkangkan lagi kaki luas.

Apabila kepala zakarku mula masuk, aku mula menyorong. Mata Juli rapat tutup, mulutnya tergangga sedikit. Kakinya memaut punggungku memaksa zakarku lebih dalam. Aku tunduk dan mencari bibir Juli. Kami mencium rakus, bibirku mula menjelajah keleher dan telinganya. Juli kegelian apabila aku menhisap cubing telinganya. Tanganku meraba bawah bajunya, mencari buah dadanya yang bulat. Aku meramas-ramas dengan geram, branya masih ditubuhnya. Tangan Juli mencengkam punggungku, menarik-narik.

Tidak sampai tiga minit, Juli mengerang kuat dan aku dapat merasai zakarku panas terkena air maninya. Juli sudahpun klimaks. Cengkeman faraj Juli yang kuat membuat aku pula menyusul kemudian. Aku memancutkan air maniku yang telah seminggu aku peram, penuh hujung kondomku.

Juli terbaring kepenatan. Kami mengucup lembut tetapi masih penuh ghairah, kata-kata hanya diluahkan oleh perasaan. Juli membisik,"next time tak payah pakai cap, I'm on pill".

Aku cabut kondom aku yang penuh dengan air maniku. Juli sudahpun menanggalkan bra dan blausnya. Terlentang bogel Juli di depanku. Sungguh cantik buah dada Juli, sebesar genggamanku. Putingnya kecil merah kecoklatan. Aku capai buah dada kirinya, hisap dan bermain putingnya dengan lidahku. Juli mengeliat.

Aku bangun. Aku tanggalkan semua pakaianku.

Zakarku yang separuh keras, aku masukkan kembali kedalam faraj Juli. Aku ramas kembali buah dada kirinya sementara aku suakan jari tanganku yang sebelah lagi kemulut Juli. Dia menghisap jariku. Zakarku sudah mengeras. Aktiviti sorong tarik sudah bermula. Kami berlayar sekali lagi. Kali ini Juli klimaks dua kali sebelumn aku memancutkan kedalam farajnya. Juli semakin ganas, sakit punggung aku dicengkau olehnya.

Aku menarik keluar zakarku dan melutut di atas karpet. Aku melihat air Juli bercampur dengan air maniku meleleh keluar dari lubang farajnya sambil mengeluarkan bau yang pekat. Aku pegang kedua paha Juli dan aku dekatkan mukaku kekemaluannya. Aku menjilat air yang keluar itu, merasa campuran air mani dari dua jantina yang berlainan. Lidahku mencari kelintit Juli, menjilat-jilat hujung kelintitnya dengan hujung lidahku. Kaki Juli cuba mengepit kepalaku, tetapi kekuatan tanganku sudah bersedia untuk menghalangnya. Aku terus menghisap kelintitnya, ibu jariku ku masukkan kelubang farajnya sambil memusing-musingkannya. Juli mengeliat, tanganku meramas rambutku. Aku teruskan aktivitiku. Apabila aku dapatkan rasakan airnya mula meleleh membasahi mukaku, barulah aku berhenti.

Juli bangun dari duduk, menarik mukaku ke atas. Dengan matanya yang liar, dia menolak aku sehingga terbaring aku di atas karpet.

Juli menerkam dan menhisap zakarku dengan gelojoh, menghisap sambil melancap zakarku. Juli ulangi sehingga aku hampir-hampir klimaks tetapi berhenti apabila melihat klimaksku kian hampir. Diulangi seperti ini dua tiga kali. Juli betul-betul cuba menyiksa aku. Akhirnya dikangkangkan kakinya dan dimasukkan zakarku kelubangnya. Aku dibawah dan Juli menunggangku, menyental-nyental kuat kemaluannya sambil mengemut-ngemut. Nasib baik Juli mencapai klimaksnya seminit kemudian selepas aku. Kalau tak, aku rasa boleh putus batang zakarku.

Juli merebahkan badannya ke atasku. Zakarku yang sudah terasa sakit sengal masih terkurung didalam farajnya.

"Hebatnya" bisik Juli beberapa detik kemudian, melihat kepadaku. "I tak pernah fuck macam ni."

"I pun tak sangka it'll end up like this, sampai sakit penis I", aku menjawab perli.

"Memang I nantikan masa ni dari mula kita lunch kat PJ Hilton dulu" kata Juli sambil membelai zakarku yang sudahpun lembit dan kecut.

"Tapi janganlah sampai cakar-cakar", aku berkata sambil mengosok kesan kuku Juli dipunggongku.

"Sorrylah, I janji lain kali kita slow-slow", suara manja Juli cuba memujuk aku.

"Lain kali I prepare dulu, I bawak handcuff!", kataku, jariku memicit puting kanan Juli.

Juli menjerit kesakitan, "Uuuu, brutal la you ni!"

Kami baring berehat, aku 'off'kan musik tadi. Ingatkan musik tadi boleh tenangkan dan bagi romantik sikit tapi adegan sudah panas sangat sampai akupun tak tahu lagu apa yang ada.

Kami tengok TV sebelum mandi bersama, kami sama-sama mencuci badan masing-masing. Masa cuci kemaluan Juli, aku sengaja jolokkan jariku yang berbuih sabun ini kedalam lubang dubur Juli. Nak tengok reaksi dia. Aku lihat Juli pejamkan matanya.

"Mmmm, ada chance ni", bisikku.

Selepas mandi. Juli menghisap zakarku, sampai kejang-kejang kaki aku. Dia hisap sampai aku tak tahan dan terpancut kedalam mulutnya. Lemah lutut aku....

"Ni cara I mintak maaf pasal I aggressive tadi. You maafkan I ye", Juli berkata mendongak melihatku. Air maniku masih meleleh dihujung bibirnya.

"Nak mintak maaf buat apa, bukannya you ada salah dengan I", aku cuba pujuk Juli.

Kami turun makan. Lepas makan kami naik balik ke bilik dan dalam masa tak sampai seminit, kami sudahpun berbogel berpelukkan atas katil. Kali ini kami buat 'slow-slow', menikmati setiap inci tubuh badan masing-masing. Aku tak sempat nak buat 'anal' kat Juli pasal zakar aku ni dah sengal sangat. Masuk kali ini dah lima kali aku klimaks.

Kami sering juga berjumpa bertanya khabar dan kadang-kadang terlanjur ke bilik hotel.

Urusan pinjaman kewangan yang aku tanya masa mula-mula berkenalan dengan Juli lenyap begitu sahaja, pinjaman 'body' pulak yang Juli beri.

Juli tahu aku dah beristeri dan antara aku dan Juli tak ada apa 'commitment' atau perasaan cinta. Bak kata Emmanuelle dalam 'Lady Chatterly' - Don't mixed sex with love.

Along

Sudah pukul 7.00 petang. Linda bergegas meninggalkan pejabat untuk pulang ke rumah. Dia tak mahu sampai di rumah selepas maghrib. Pantas dia menuruni anak tangga dan menuju ke keretanya yang diparkir di bahagian basement. Kunci suis diputar dan kereta mengaum kuat. Gear ditolak ke nombor satu dan kereta mula bergerak. Linda memberi tumpuan sepenuhnya ke jalan raya. Dia tidak mahu apa-apa kemalangan menimpa dirinya. Mulutnya terkumat-kamit membaca doa.(http://ceritalucahku.blogspot.com)

Di belakang kereta Linda ada sebuah kereta lain mengekorinya. Penumpangnya dua orang lelaki, seorang cina dan seorang india. Kedua lelaki ini sentiasa mengawasi pergerakan kereta Linda. Mereka mengekori agak rapat supaya kereta Linda di hadapan mereka tidak hilang dari pandangan.

Sesampai di pintu pagar rumahnya Linda memberhentikan kereta. Pintu pagar di buka dan keretanya dipandu masuk ke bawah porch. Kereta yang mengekori tadi berhenti di seberang jalan rumah Linda. Kedua lelaki tadi datang mendekati Linda semasa dia sedang menutup pintu pagar. Kedua lelaki yang bertubuh kekar itu menarik dan mendorong Linda dengan paksa masuk ke dalam rumah. Tiada tetangga yang melihat keadaan ini.

"Apa awak mahu?" tanya Linda dengan perasaan ketakutan.
"Awak pinjam duit kami. Awak kena bayar." Bentak seorang lelaki india.
"Berapa saya kena bayar?" tanya Linda dengan sedikit perasaan takut.
"Awak tak ingat? Awak pinjam sepuluh ribu. Sekarang dah jadi 50 ribu." Jawab lelaki cina.
"Cuma beberap bulan saja dah jadi 50 ribu!" Linda seperti tak percaya dengan angka tersebut.
"Dulu awak pinjam, lulus segera. Awak kena ingat, bunganya dikira hari-hari."
Linda terkenang kembali. Ibunya di kampung meminta wang darinya untuk kenduri adik perempuannya. Ibunya ingin membuat kenduri besar-besaran. Malu kepada orang kampung jika kenduri hanya kecil. Ada anak kerja di bandar tentu banyak wang. Adiknya yang hanya tau berpoya-poya itu telah tertangkap basah. Bagi menutup malu maka kedua remaja tersebut telah dinikahkan atas persetujuan kedua pihak. Linda geram dengan tingkah-laku adiknya tersebut. Akhirnya dia sendiri terbabit dalam hal ini.
Kebetulan pada masa ibunya meminta duit darinya dia tidak mempunyai simpanan. Untuk mendapatkan pinjaman dari bank memerlukan terlampau banyak dokumen sokongan. Dia mengambil jalan singkat dengan mendapatkan pinjaman dari Along. Dia bukan tak tahu tindakan along kalau pinjaman tak dijelaskan tetapi dia terpaksa meminjam atas desakan ibunya di kampung.
"Dah beberapa bulan awak tak bayar. Awak jangan nak lari." Lelaki cina itu bersuara keras.
"Saya tak ada duit waktu ini. Boleh datang lain kali," jawab Linda tergagap-gagap.
"Awak sepatutnya pergi pejabat kami. Cerita baik-baik. Tapi awak menghilang diri, kami kena cari. Bila kami datang boss suruh bawa pulang duit. Kalau kami tak bawa pulang boss marah kami." Lelaki india itu bersuara.
"Sekarang saya tak ada duit, belum dapat gaji."
"Kalau tak ada duit awak kena bayar dengan body awak." Kata lelaki cina itu tersengeh.
"Awak kena pilih, duit atau body." Lelaki india menambah.
"Kurang ajar kamu berdua, keluar dari sini." Linda menengking.
Kedua lelaki tersebut merangkul dan menolak Linda ke dalam bilik tidur. Mulutnya dipekup agar Linda tidak menjerit. Lelaki india itu mengeluar sebilah pisau dari dalam poket seluarnya. Tajam dan mengkilat mata pisau tersebut.
"Kalau kau menjerit pisau ini akan ditoreh ke muka kau."
Linda terpaku. Jika dia melawan nasibnya akan menjadi lebih buruk. Bila-bila masa pisau tajam ini boleh mendarat ke badannya. Kedua lelaki itu membaringkan Linda terlentang di katil. Linda tak mampu membantah. Dia lebih sayangkan nyawanya.
Dengan santai kedua lelaki itu mula menjamah tubuh Linda, diramasnya kedua buah payudara Linda. seketika tubuh Linda menggeliat sebagai tanda penolakan atas perlakuan lelaki kurang ajar ini. Mereka kemudian melucuti pakaian Linda. Linda pasrah. Air mata mulai mengalir di sudut matanya. Malang sungguh nasibku, fikir Linda.
"Cantiknya body budak ni. Lim, kau tak geram ke?" Lelaki india itu terkekeh-kekeh gelak.
"Geram, dah lama barang aku tak rasa burit melayu, Ragu." Lelaki cina menjawab.
Linda hanya membiar saja kedua lelaki itu mempermainkannya. Lelaki cina ini namanya Lim dan lelaki india namanya Ragu, sekarang baru dia tahu nama mereka. Dari awal tadi mereka tidak memperkenalkan diri mereka. Ahh.. buat apa dia tahu nama kedua lelaki ini. Nasibnya tidak akan berubah sama ada dia tahu atau tidak nama mereka.
Airmata mulai meleleh membasahi wajah ayu Linda. Keringat dingin mengucur deras membasahi tubuhnya yang indah itu. Ketegangan dan kengerian luar biasa menyelimuti diri Linda. Matanya terpejam erat dan tubuhnya bergetar ketika tangan-tangan kedua lelaki itu kembali meraba-raba tubuhnya. Kedua lelaki itu kagum melihat keindahan dua bukit kembar di dada Linda. Ukurannya tidak besar tetapi sesuai dengan tubuh Linda yang sederhana. Dengan tangan-tangan kasar mereka kedua lelaki itu mengusap dan meramas bukit kembar itu. Putingnya yang berwarna merah muda digentel-gentel dengan jari-jari mereka. Linda mengeliat dan menggerakkan badannya kerana kegelian.
Puas mempermainkan payudara Linda tangan-tangan kasar itu mula merayap turun ke arah pinggung dan akhirnya berlabuh di tundun Linda. Dua pasang mata terbelalak tertuju ke sebuah gundukan indah di kelangkang Linda. Sebuah kemaluan wanita yang benar-benar terawat, bersih dengan susunan bulu kemaluan yang berjajar rapi mengelilingi liang kemaluannya.

Tiba-tiba tubuh Linda mengejang dan mulutnya menganga seperti mengucap huruf O ketika jari telunjuk Ragu menyelinap masuk ke lubang kemaluannya. Ragu mulai menggerakkan jarinya keluar masuk ke lorong sempit yang mulai basah. Cairan kewanitaan Linda mula mengalir keluar bila Ragu makin lancar memainkan jari-jarinya. Erangan mulai keluar dari mulut mungil Linda.

Setelah mencabut jarinya yang berlendir dari liang vagina Linda, Ragu merapatkan wajahnya ke tubuh Linda tepatnya di babagian kelangkang Linda. Aroma yang merebak keluar dari kemaluan Linda dihidu-hidunya. Hidungnya kembang kempes menikmati aroma vagina Linda.

"Sedap baunya burit melayu ni," Ragu bersuara sambil melihat ke arah Lim. Lim hanya tersengeh melihat kelakuan Ragu.
Puas dengan hidungnya kini lidahnya pula mengambil giliran beroperasi. Lidah kasar mulai menyapu-nyapu gundukan kemaluan Linda, dijilat-jilatnya bahagian tubuh yang amat pribadi bagi Linda itu. Belum ada lelaki yang menyetuh taman larangannya itu. Tapi kini maruahnya telah dicabul oleh anak buah along yang memberi pinjam wang kepadanya.

"Aahh.. oohh.." suara yang keluar dari mulut Linda ketika lidah Ragu masuk dan menjilat liang vaginanya. Suaranya bertambah kuat bila lidah kasar lelaki india itu menbelai dan menari-nari di kelentitnya yang telah tegang dan mengeras.
Puas menikmati kemaluan Linda kini Ragu dengan lidah yang masih terjulur menjilat-jilat tubuh Linda hingga sampai ke bahagian dada. Kembali lidah Ragu mengganyang dua bukit indah Linda. Kali ini dibantu dengan kedua tangannya yang ikut meramas-ramas kedua payudara itu. Dijilat-jilat, dihisap-hisap, digigit-gigit kedua payudara indah yang malang itu oleh mulut Ragu yang rakus hingga memerah warnanya. Lim hanya memerhati saja tindakan Ragu itu. Sebentar lagi dia akan mengambil gilirannya.
Setelah itu serangan berganti sasaran. Linda kewalahan ketika bibir Ragu yang hitam berminyak itu mendarat di bibirnya. Dengan rakusnya dikulumnya bibir Linda yang merah merekah itu. Lama Ragu menikmati bibir Linda, dikecup-kecup bibir gadis cantik itu, dikulum-kulum dengan sesekali memainkan lidahnya didalam rongga mulut Linda. Linda nampak semakin kewalahan kerana kehabisan nafas. Mulut Ragu yang berbau rokok itu amat meloyakannya. Dengan perasaan jijik ditelan juga air lior Ragu yang banyak mengalir ke rongga mulutnya.

Tubuh telanjang Linda itu tergeletak longlai di atas katil. Dadanya kembang kempis menyedut udara mengisi oksigen di tubuhnya yang habis diperah sementara matanya masih terpejam erat. Ragu kembali menganbil posisi dan merapat ke tubuh Linda. Direntangkannya kedua kaki Linda selebar bahu dan setelah itu dihalakan batang kulupnya yang besar panjang ke celah rekahan kemaluan Linda.

"Aaaahhh...." Linda melolong histeria, matanya yang terpejam menjadi terbelalak ketika dirasakan sebuah benda keras berotot menikam lubang vaginanya. Batang pelir Ragu yang sejak tadi tegak gagah mulai melakukan penetrasi. Batang hitam berurat itu mulai menunjukkan kegarangannya di kemaluan Linda, dengan perlahan-lahan mulai menyusup masuk ke lubang burit perempuan melayu itu. Linda tidak perasan sejak bila kedua lelaki itu telah melucutkan pakaian masing-masong.

"Jangan, sakit. Aduh sakitnya" Linda menggeliat-geliat menahan rasa sakit di kelangkangnya. Sebuah mahkota kehormatan yang selama ini dijaga dan dirawat secara baik dan akan dipersembahkan kepada suami kesayangan telah diragut oleh lelaki india anak buah along yang tidak pernah dikenalinya, apalagi dicintai. Mata Linda pejam celik dan badan mengeliat menahan sakit.

Ragu yang menindih tubuh Linda terus berusaha membenamkan batang kemaluannya didalam liang vagina Linda yang amat sempit. Tangan kiri Ragu memegang batang kemaluannya untuk membantu menekan pelirnya ke dalam liang ketat. Dicuba dan dipaksa hingga batang pelirnya terbengkok-bengkok kerana sukar memasuki lubang wanita melayu tersebut. Digerak maju mundur hingga akhirnya terbenam seluruh batang hitam yang besar panjang tersebut. Ragu puas bila seluruh batangnya terbenam. Ditarik perlahan dan didapati batang pelirnya diselaputi lendir putih bercampur merah. Ragu gembira kerana dapat merobek selaput dara wanita yang terbaring kaku di hadapannya.
Sejenak Ragu membiarkan batang kemaluannya terbenam keseluruhannya di dalam liang vagina Linda, dinikmatinya kehangatan dinding-dinging liang vagina Linda yang berdenyut-denyut itu. Sungguh nikmat, fikir ragu. Pinggang Linda yang ramping dipegangnya. Mulailah kemudian Ragu mendayung tubuh Linda, digerak batang kemaluannya keluar masuk di dalam liang vagina Linda secara perlahan-lahan penuh dengan perasaan. Sambil menyetubuhi Linda dinikmatinya wajah Linda yang meringis-ringin serta tubuhnya yang bergetar, sejenak kemudian gelora nafsu Ragu pun semakin memuncak. Wajah gadis yang meringis kesakitan itu memancing birahi Ragu untuk lebih agresif. Ragu mulai mempercepat irama persetubuhannya keatas Linda.

"Aaahh.. oohh.", Linda merintih-rintih seiring dengan gerakan tubuh Ragu yang mengepam kemaluannya keluar masuk di liang vaginanya. Gerakannya semakin lama semakin cepat sehingga tubuh Linda terhoyong-hayan. Ragu pun mulai merintih-rintih seiring dengan erangan yang keluar dari mulut Linda. Erangan dan rintihan itu bersahut-sahutan dan adegan tersebut diperhati oleh Lim dengan penuh ghairah.
Beberapa minit kemudian Ragu mula mengejang, tubuhnya menegang keras serta kepalanya mendongak ke atas dan tembakan demi tembakan cairan putih kental menerpa rahim Linda. Cairan pekat itu memancut-mancut menyirami pangkal rahim wanita melayu yang terbaring pasrah. Ragu melolong keenakan bila maninya mengalir deras melalui batang kemalauanya. Direndam batang pelirnya hingga tiada lagi benih-benihnya mengalir keluar. Ditarik batang hitam yang mula mengecil dan bersama keluarnya batang pelir itu maka cairan pekat kemerahan ikut mengalir keluar membasahi cadar di bawahnya.
Ragu pun bangkit dari tubuh Linda, dicabutnya batang butuhnya dari lubang vagina Linda. Puas sudah Ragu melampiaskan nafsu syahwatnya di tubuh Linda. Dia terbaring keletihan di sebelah Linda sambil matanya terpejam rapat. Peluhnya mengalir keluar dengan deras membasahi tubuhnya. Berkilat tubuh lelaki india itu bila disinari cahaya lampu di bilik tidur Linda.

Sekarang Lim mengambil gilirannya. Tanpa memberi kesempatan buat Linda untuk berehat Lim langsung menindih tubuh Linda. Dilancap-lancap kulupnya terlebih dahulu supaya bertambah keras sebelum menghala kepala merah itu ke lubang kemalaun Linda. Tubuh Linda kembali tersentak akibat liang kemaluannya diterjah oleh batang kemaluan lelaki cina. Mudah sahaja batang Lim terbenam kerana lubang Linda dipenuhi oleh caitan lendir. Apalagi batang Lim tidak sebesar batang Ragu maka sekali tekan seluruh batangnya tenggelam. Sungguh pun begitu Lim masih dapat merasai lubang Linda masih sempit dan ketat.

"Sedapnya burit melayu," Lim mula merepek sambil mendayung maju mundur dengan lajunya.
Tubuh Linda dirangkul kemas sambil mulutnya mengisap puting tetek Linda. Sambil berdayung dia kemudian mengulum bibir merah delima kepunyaan Linda. Hidungnya kemudian menjalar ke pangkal tengkok Linda dan terus ke ketiak Linda yang licin. Bau ketiak Linda dicium penuh nafsu. Nafsunya mendadak ke puncak bila aroma ketiak linda memenuhi ruang paru-parunya. Bagi Lim dia lebih suka bau ketiak perempuan daripada bau kemaluan mereka.

Keringat mebanjiri kedua tubuh yang berlainan perasaan itu, dimana yang satu dengan penuh gairah yang membara terus melampiaskan birahinya kepada lawannya sementara yang satu lagi dengan perasaan putus asa dan tubuh lemah, pasrah menerima tikaman dari sang lawan.

Beberapa minit kemudian kembali liang vagina Linda dibanjiri oleh cairan-cairan sperma yang melimpah hingga membasahi kedua pahanya. Lim rupanya tak mampu bertahan lama. Kepala pelirnya yang tak bersunat itu amat sensitif. Maninya mudah terpancut keluar bila dijepit oleh lubang vagina yang sempit. Dia kerap ditegur oleh isterinya kerana belum apa-apa Lim sudah menamatkan perjuangannya. Isterinya sentiasa mengeluh kerana tidak pernah puas.

Linda dengan perasaan lesu melihat dua tubuh lelaki tergolek keletihan di sebelahnya. Dia merenung nasib malangnya kerana meminjam wang daripada along. Kerana patuh dengan kehendak ibunya di kampung dia kehilangan kegadisannya. Selaput dara yang dijaga dengan rapi telah dirampas dengan paksa. Sekarang rahimnya dipenuhi dengan benih-benih hindu dan cina. Dia berharap benih-benih ini tidak tumbuh dan membesar dalam tubuhnya.

"Minggu depan kami datang lagi. Awak sediakan duitnya. Jika tidak awak perlu membayar dengan tubuh kamu." Lim memperingati Linda sambil keluar bersama Ragu meninggalkan dirinya terkapar lesu di atas katil. Linda hanya memerhati dengan pandangan sayu.

Adik Kecil

Bagaimana aku hendak mula bercerita tentang diriku di sini?..Mungkin di sini tempat aku meluahkan dan berkongsi dengan korang yang aku di lahirkan sebagai perempuan. Maafkan aku sekiranya nama-nama yang tertera di sini berkait dengan sesiapa saja, tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan sesiapa saja. Aku, Hazlina di lahirkan 32 tahun dulu, sudah berkahwin dan punya 2 orang anak yang masih kecil, badan ku tidak sehebat artis yang cantik tu, tapi lelaki mana pun sekiranya aku lalu di depan mereka pasti aku akan perasan mata mereka seolah-olah menjilat keseluruh perusuk badan ku, yang pasti aku masih menarik walaupun sudah beranak dua.

Aku bertudung dan kadang kala aku pun berkaca mata tengok pada keadaan tinggi aku hanya 5 kaki 4. Aku akui yang aku ni punyai perasaan naluri sek yang kuat, walaupun aku ni kalau di lihat macam perempuan yang sungguh baik sesangat. Kelebihannya aku boleh menahan gelora yang begitu memuncak walaupun aku tahu pasti perempuan biasa tidak punyai keistimewaan ini, mungkin aku tidak normal. Aku rasa pasti ada wanita seperti aku.

Dalam sejarah hidup yang aku lalui akan ku coretkan buat tatapan kelian, aku tahu, nafsu ini memang payah hendak di kawal lebih-lebih lagi korang pembaca yang lelaki ni. Aku tahu nafsu lelaki sejak umur ku 15 tahun dan aku dapat merasanya apa bila umur ku meningkat 18 tahun, di sini gelora memuncak itu aku hadapi dengan tenang lebih-lebih lagi apabila di lihat muka aku sungguh innocent sangat, semua orang mungkin tak akan percaya, bayangkan saja kalau korang punya kekawan yang bernama " INA" keperatusan nya wanita yang bernama ina ni lembut dan cantik kan?

Aku punya darah campuran jawa, jadi mungkin genetik bentuk dan paras tu pun mengikut. Kalau aku berdiri di depan cerminkan diri, aku akan rasa ghairah sangat dan kerap aku lakukan sebelum mandi dan selepas mandi, aku akan berkemban tuala saja.

Aku memang punyai bentuk yang melentik dari hidung, mulut, jari jemari kecilku, tetekku dan punggung. Aku tidak minta diri ni di jadikan begini tetapi itu lah, masa umur ku belasan tahun aku nak bersuarakan tentang perkara ini jauh sekali tetapi apabila sudah bekerja dan berumah tangga aku rasa macam malu dan segan itu sudah berkurangan.

Kekadang masa aku di pejabat aku akan sengaja mengoda bebudak di pejabat tu , mana tidaknya dengan cara aku tersendiri tanpa menggada mahu pun termanja-manja dan ku gunakan suara ku dan sengaja aku pakai baju kurung ku yang nipis sedikit supaya bayang di dalam nampak dalam keadaan samar-samar.
Aku perasan bebudak pejabat memang suka borak di sebelah ku sambil kekadang mata mereka tertengok kot-kot ada ruang yang dapat mereka lihat di dalam baju ku..aku perasan walaupun aku ni wanita, tapi walaupun aku perasan aku tetap biarkan saja. Bukan yang muda saja yang tua pun sama.

Aku akan ceritakan pekara yang belaku di pejabat di siri siri akan datang. Ayah aku tidak punyai pendapatan yang besar untuk menampung kami , ibu, aku dan 2 adik lelaki ku.

Jadi rumah kami tidak la besar seperti rumah-rumah orang lain. Rumah kami masa tu punya 2 bilik sahaja, jadi aku akan berkongsi sebilik dan adik-adik lelaki ku, Di sebabkan ibu ku bekerja sambil ambil upah menjahit, jadi aku kekadang terasa menjaga adik kecil yang masih bayi apabila balik dari sekolah, sementara yang sorang sekolah sebelah petang.

Seperti hari-hari biasa aku ni je anak perempuan mereka kena la buat apa yang patut, ntah cam mane ari tu kepala aku rasa macam sakit je. Bila aku lihat adik ku sudah tidor, aku punya tarik bantal dan tidur juga, tetiba aku di kejutkan tangisan adik kecil ku, lalu aku tukar lampin tapi dia masih merenggek macam laparkan susu, seperti biasa ibu akan tinggalkan perah susunya dalam bekas simpan pelas air panas di atas peti ais, aku bangun dan kendung adik ku dalam rangkul ku sambil aku berjalan ke dapur mencari pelas air tu..

di ruang dapur aku anak bersila sambil meriba adik ku ohh jauh lak pelas ni dalam keadaan duduk bersila aku bongkok kan badan mencapai pelas tadi..adik masih menanggis kelaparaan ¡Kheehh belum sempat aku menarik pelas air tu, aku terasa cam sejuk dan sedutan kecil di puting tetek ..aargh..cepat- cepat aku tarik mulut adik ku dari puting ku

" hey..adikkkkk geli laa kak long" ,sambil aku tergelak kecil , rupanya adik ku sempat pula menyoyot puting ku masa tangan ku mencapai pelas air tadi, t shirt yang aku pakai singkat dan terangkat keatas dan menutup mukanya bila aku meriba dia.

Biasa laa di umah, aku akan bebaju sahaja tanpa pakai bra..panas dan lemas ku rasa bila di bendung. Tapi hari itu buat tersentak di benak fikiran ku nak mencuba rasa tetek ni di nyoyot, sambil tangan ku memegang botol susu tu ku lihat hampir separuh susu ibu sudah di telan adik ku,

aku tarik botol susu tu lalu ku suarkan putting ku ,emmm¡Ksedap bercampur geli sampai ke tulang belakang ku dapat rasakan, dan dapat aku rasa sesuatu kemutan di dalam pangkal rahim ku, tetiba badan berpeluh halus dan gementar ku rasa jantung ku berdegup laju, kepala yang pening tadi ku rasa ilang tapi ku rasa macam nak pitam pun ada..heheehe..memang sedap pertama kali ku rasa..

emm adikku isap hanya sekejap sekejap mungkin sedutan kali ini dia tidak dapat susu, fikiran nakal aku mula mencari supaya adik terus menghisap lagi..aku puting botol susu itu bersebelah puting ku sambil air susu tu mengalir ke mulut adik ku¡Kemmm jari jemari ku membelai kepala adik ku¡Kemm enak sangat..tak terkata ayat ku..masa tu aku rasa suatu naluri ibuan dalam hati ku¡Khanya wanita saja leh rasa semua tu¡K.

Aku mengenali keindahan perasaan geli di ari-ari dan kemaluan ku serta setiap bahagian sensetif ku ini rasa sungguh teransang itu pun secara tidak sengaja, malu aku nak menceritakan tapi menang benar.

Hari berganti hari nakal aku masa tu dah menjadi-jadi kekadang saja aku kata pada ibu yang aku nak bermain dengan adik wa hal aku memang bermain dengan dia..bila ibu ada di umah aku guna cara lain pula bagi mengantikan susu ibu..
emm aku ambil susu pekat dalam peti ais dan ku calitkan pada puting ni..emm memang dia isap..hehehe J ..pada kekawan wanita cuba laa korang try bagi sesiapa yang belum berkahwin laa..

Umur ku meningkat tapi ibu ku tidak pun menyedari kelakuan anak nya yang sungguh nakal ni¡Kwajah aku selamba je..apa orang kata kontrol ayu laa tu.. Di sekolah pun aku tidak menceritakan perkara ni walaupun kawan baik aku sekali.
Bila adik ku sudah besar aku sudah tidak dapat lagi menjalankan aktiviti itu lagi.

Takut nanti dia sudah pandai mintak depan ibu ku sendiri..
Fikiran ku masih mencari cara lain pula..sedangkan hati resah nak cari penganti adik kecil ku..nak di kata aku ni tak pandai berkawan ngan bebudak lelaki lagi sekolah aku semuanya perempuan je..

Seperti biasa bila pulang dari sekolah aku akan mengemas umah termasuk la bilik aku sendiri. Bila mengemas bilik aku terjumpa VCD adik lelaki aku yang sorang lagi tu..emmm dah agak dah bebudak lelaki suka tengok cerita cam gini.
Aku tak laa beriya sangat nak tengok , mungkin aku lebih suka buat dari tengok¡Kjadi sekarang aku dah tau perangai adik lelaki ku ni..emm " malam aku nak umpan dia " hati ku bersuara.

Tiba malamnya aku akan masuk tidor jam 10.30 mlm pasal besok hari sekolah lagi..aku tau adik lelaki ku selalu masuk tidur lambat, ntah apa dia buat pun aku tak pasti¡Kagak dia nak tengok vcd tu laaa supaya bila semua orang tidur baru laa dia senang nak jalan kan projek dia kot..

Malam ni dan seperti malam yang lain bila tidur aku akan pakai baju tidur dan berseluar panjang kadang kala pakai t shirt dan seluar bermuda. Tapi hari ini akan ku pakai baju tidur yang berbutang di depan seperti kemeja. Selalu bila tidur lampu semuanya aku tutup cuma lampu tidur di luar sahaja yang menyala.
Seperti biasa bila lampu tutup aku akan buka bra aku tanpa buka baju aku akan tarik kuar melalui lengan baju aku dan letak bawah bantal .hehehe..bebudak perempuan tau laa..hehehe..(http://ceritalucahku.blogspot.com)

Aku pun baring dan tak sampai dalam setengah jam aku perasan adik ku masuk bilik tu tanpa memasang lampu..emmm aku dah agak tentu dia cari vcd tadi..aku biarkan je..tak sampai 25 minit lagi dia masuk bilik aku lagi¡Kaku masih pura-pura pejamkan mata sambil mengintai apa dia buat..dia seolah-olah resah kehulu ke hilir dan terjingkit-jingkit pelan berjalan¡K

agak nya supaya aku tak terjaga kot¡Kemmm dah pasti..adalah benda di carinya..emm dalam sepuluh minit dia kuar dan masuk kembali kali ni dia cam mengurut sesuatu di seluarnya aku kurang nampak kerana gelap..lepas tu dia mula merangkak menghampiri katil aku, keaadaan badan aku ketika itu terlentang sambil tapak tangan ku menutup dada manakala bantal kecil ku tutup muka ku..jantung ku rasa kencang sangat..

aku masih mengawal perasaan ku walaupun mata ku kecilkan dan tak pasti apa tindakan selanjut adik akan buat¡Kemmm aku perasan tangan dia dah cuba cuwit-cuwit tangan aku , agaknya nak pastikan aku ini sudah terlena¡Kaku diam je..tapi di sebabkan dada ku kocakkan jantung tadi dan nafas yang cuba aku kawal terasa deras sangat, lalu aku mengiring menghadap dia..

dia seolah terus jatuhkan badan supaya aku tak nampak dia¡Kdalam itu aku nampak dia duduk menghadap aku sekali lagi dia mencuit tangan aku¡Ksah dalam hati dia aku dah lena¡Kemmm kali ni aku nampak tangan dia semacam menjalar mencari sesuatu dia luar baju ku¡K.aku rasa jari jari dia menekan-nekan dada ku sambil tangan kanan dia mengurut anu dia dengan laju.

Kali ni aku ramas telapak tangan kiri dia sudah mencekup sebelah tetek kiri ku¡Kaarrgh..aku rasa macam berapi denyutan pangkal rahim ku., tapi aku masih mengawal perasaan, adakalanya dia ramas tetek kiri ni tapi tak kuat..mungkin takut aku tersedar¡KOooooo¡Kberpeluh ku rasa¡Ktapi dia semacam org yang tak sedar diri melayan nafsu dia..

aku pun sama..ada masa nya terasa tak tahan..terus aku rangkul kan kaki menahan denyutan di pepek ku¡Kdia tersentak dan berhenti dari meramas aku¡Kdan buat2 baring dan aku masih lagi pura2 tidur, tapi aku terlentangkan diriku dan mengankat kedua belah tangan ku ke atas kepala sambil bantal kecil tadi masih menutup muka ku¡K.aargghh..

apa agak kali dia nak lakukan pada kak long nya¡Khati ku dan fikiran ku bermain teka teki..aku pun rasa macam merelakan dada ku di teroka oleh adik kandung ku..

Betul pun dia pon semacam gelisah bila aku berposisi baring terlentang¡K.seolah dalam bilik bedah ¡Kaku menunggu masa dua tetek ku ini akan di jamah nya¡K.sambil tu aku lihat seluar pendek bola dia sudah londeh sikit¡Keemm memang itu pertama kali ku lihat kemaluan adik ku setelah dia bersunat¡K
tegang macam¡Ksusah nak ke bayangkan.. Uuuh..emm bila kedua-dua telapak tangan di letakkan di atas tetek ku ni sambil dia mencium dari luar baju ku¡Kemmm aku rasa malam ni bukan malam pertama bagi dia ¡Kmungkin sudah berhari-hari aku di perlukannya tanpa aku sedari¡Kohhhhtidakkkk¡Kbukan aku yang mengoda dia¡Ktapi aku telah di pekosa adik ku sendiri sewaktu tidur tapiiiii aku rela kan nyaa demi kesedapan yang aku perolehi¡K

aku sudah punya penganti adik kecil ku..emmm¡Kemmm dalam hati aku menahan,¡Kbutang baju aku di buka hanya satu butang atas tidak di buka¡Kterselakkan baju tidur ku tadi hanya tetek sebelah kanan jadi hidangan adik ku¡K.mula dia cium macam kucing menghidu..pastu dia jilat putting..ku¡Kaaaaarhhh sedap..

terpaksa ku menahan kegelian seluruh badanku..antara jilat dia nyoyot tetek ku macam adik kecil ku laku kan..aarrghh makkk sedapnya¡K.aku dah biarkan kedua dua adik menjamah tetek ku¡Kbiarlaaa aku rela di pergini dari aku lakukan dengan orang lain.

Aku tak dapat menahan geli lagi dan supaya adik ku tidak perasan sengaja aku mengiring sebelah lain supaya susah dia nak meraba , meramas dan menghisap tetek ku lagi¡K.aku perasan dia bangun dan pergi tidur ke katil dia.. dan aku masa tu masih merindui pengalaman pertama aku itu..

dan dia masih meneruskan projek dia selang seli malam sehingga satu hari dia kantoi¡Ktapi aku tidak marah dia tapi kali ni aku rela kan dia buat tanpa mata ku tutup tapi dengan syarat aku tidak benarkan dia..masukan batang dia di dalam rahim aku..setakat nak meraba seluruh badan ku¡Kaku relakan..tapi hari-hari period ku tidak benarkan kena tetek ku sakit bila di ramas¡Khemmmm¡K
Kami hidup begini¡Ksehingga kini ayah dan ibuku tidak mengetahui kejadian ni¡K